MAKALAH SUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Luar Angkasa
Makalah ini disusun untuk mata
kuliah : Sumber Daya Alam
Dosen Pengampu : Sutardji
Di susun oleh :
Haza
Sandy
Sintya
Aji Mustika
Isnanil
Maulina
Yuli
Agus Setiawan
JURUSAN
GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya saya dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Sumber
Daya Luar Angkasa’’. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampun yang telah membantu kami dalam menerangkan materi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampun yang telah membantu kami dalam menerangkan materi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis tidak dapat menulis
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ucapkan terima kasih kepada:
1.
Dosen Sumber Daya Alam bapak Sutardji.
2.
Orang
tua yang telah memberi banyak dukungan.
3.
Kerja sama dalam
anggota kelompok satu Sumber
Daya Alam.
4.
Teman
– teman yang banyak memberi suport.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menemukan
kendala yaitu keterbatasan waktu bertemu sesama anggota
kelompok.
Dalam
penyusunan makalah ini, tentu penulis
mempunyai harapan. Semoga, makalah ini bermanfaat
bagi kehidupan sehari – hari dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kepada semua pihak
untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semarang, 27 Maret 2015
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Luar angkasa sendiri adalah atau angkasa luar atau antariksa
(juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong
dari Jagad
Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar
angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi
"terrestrial".Karena atmosfer
Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang
secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan
yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer
atau 62 mil ditetapkan
oleh Federation
Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima
sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa. Di Amerika
Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan
sebagai astronot.
120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer
menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry).
(Lihat juga garis Karman).
Dewasa ini komponen dan sumber daya alam dalam
luar angkasa sangat melimpah bahkan belum ter eksplor sama sekali oleh tangan
manusia, sehingga maka dari itu dengan kita dapat mengenal dan memahami
mengenai objek – objek yang ada di luar angkasa yang dapat di manfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di bumi maka perlu pengkajian dan
penelitian mengenai sumber daya yang ada di luar angkasa. Beberapa fenomena
yang bias di jadikan referensi sumber daya alam berupa penelitian dan referensi
untuk tekhnologi dan perkembangan jaman seperti Gelombang Gravitasi (Gravity Waves), Energi Vakum, Mini Black Hole,
Ekstrasolar Planet (Exoplanet), Radiasi Kosmik dll. Dengan mengetahui berbagai
sumber daya alam bertujuan agar manusia mengenal cakupan wilayah dunia yang
sangat luas dan juga sebagai bahan ajar dalam fenomena fenomena luar angkasa
yang terjadi dan mencegah dari kejadian yang tidak di inginkan di masa depan
karena factor dari luar angkasa.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian
luar angkasa dan kajiannya?
2. Sejarah
terbentuknya luar angkasa?
3. Fenomena
fenomena luar angkasa?
4. Manfaat
SDA luar angkasa bagi manusia dan IPTEK?
5. Bencana
apa saja yang pengaruh sebabnya karena fenomena di luar angkasa?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mahasiswa
dapat mengerti apa itu sumber daya alam luar angkasa.
2. Mahasiswa
dapat menjelaskan sejarah terbentuknya luar angkasa.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui fenomena
fenomena di luar angkasa.
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam bagi manusia dan
Perkembangan IPTEK.
Manfaat mdari pembuatan
makalah ini adalah
1. Memahami
mengenai sumber daya angkasa
2. Sebagai
pendalaman materi terhadap ilmu sumber daya alam sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Luar angkasa
Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga
disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya,
di luar atmosfer
dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk
membedakannya dengan ruang udara dan lokasi
"terrestrial".Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry). (Lihat juga garis Karman).
Luar angkasa adalah ruang hampa udara atau vakum. Namun, ini tidak berarti bahwa luar angkasa benar-benar kosong. Para peneliti sejak berpuluh-puluh tahun lalu telah menemukan adanya berbagai macam hal yang memenuhi luar angkasa, seperti partikel dan gelombang yang disebut gelombang elektromagnet.
Gelombang dan partikel ini berasal
dari matahari dan dari luar tata surya kita. Sinar kosmik galaksi adalah nama
dari gelombang yang berasal dari luar tata surya. Sedangkan radiasi dan
partikel yang dihasilkan oleh matahari dinamakan sebagai "angin surya".
Sayangnya sebagian partikel dan
energi ini berbahaya bagi manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya. Atmosfer
dan medan magnet bumi melindungi bumi dari partikel dan gelombang yang
berbahaya ini.
Atmosfer Bumi tidak memiliki batas
yang jelas lho, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis
dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan
angkasa.
Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil
ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang
paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Batasan Menuju Angkasa
- 4,6 km (15.000 kaki) —
Dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
- 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah
atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
- 16 km (52.500 kaki) — Kabin
bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
- 18 km (59.000 kaki) — Batasan
atas dari Troposfer
- 20 km (65.600 kaki) — Air pada
suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional
yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini
adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk
mencegah pendidihan nyata)
- 24 km (78.700 kaki) — Sistem
tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
- 32 km (105.000 kaki) — Turbojet
tidak lagi berfungsi
- 45 km (148.000 kaki) — Ramjet
tidak lagi berfungsi
- 50 km (164.000 kaki) —
Stratosfer berakhir
- 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer
berakhir
- 100 km (328.000 kaki) —
Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit
dimulai pada 122 km (400.000 ft).
Angkasa Tidak Sama Dengan
Orbit
Kesalahan pengertian umum tentang
batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit
membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian
berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit
stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi
untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang
lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk
penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan
tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu
cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah
pesawat.
Setelah mencapai di luar atmosfer,
sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan
pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi
rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh
karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk
mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk
mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali
energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.
II. 3 Fenomena fenomena luar angkasaQuasar
Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979.Credit: NASA-MSFC
Quasar
Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979.Credit: NASA-MSFC
Energi Vakum
Fisika Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong adalah gelembung buatandari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum, memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang. Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta.Credit: NASA-JSC-ES&IA
Mini Black Hole
Jika teori gravitasi“braneworld”yang baru dan radikal terbukti benar, maka ribuan miniblack holestersebar di tata surya kita, masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda.Credit: NASA-MSFC
Neutrino
Neutrino merupakan partikel elementer yang tak bermassa dan tak bermuatanyang dapat menembus permukaan logam. Beberapa neutrino sedang menembus tubuhmu saat membaca tulisan ini. Partikel “phantom” ini diproduksi di dalam inti bintang dan ledakan supernova. Detektor diletakkan di bawah permukaan bumi, di bawah permukaan laut, atau ke dalam bongkahan besar es sebagai bagian dari IceCube, sebuah proyek khusus untuk mendeteksi keberadaan neutrino.Credit: Jeff Miller/NSF/U. of Wisconsin-Madison
Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
Hingga awal 1990an, kita hanya mengenal planet di tatasurya kita sendiri. Namun, saat ini astronom telah mengidentifikasi lebih dari 200 ekstrasolar planet yang berada di luar tata surya kita. Pencarian bumi kedua tampaknya belum berhasil hingga kini. Para astronom umumnya percaya bahwa dibutuhkan teknologi yang lebih baik untuk menemukan beberapa dunia seperti di bumi.Credit: ESO
Radiasi Kosmik
Latar belakang Radiasi ini disebut juga Cosmic Microwave Background (CMB) yang merupakan sisa radiasi yang terjadi saatBig Bang melahirkan alam semesta. Pertama kali dideteksi pada dekade 1960 sebagai noise radio yang nampak tersebar di seluruh penjuru alam semesta. CBM dianggap sebagai bukti terpenting dari kebenaran teori Big Bang. Pengukuran yang akurat oleh proyekWMAPmenunjukkan bahwa temperatur CMB adalah -455 derajat Fahrenheit (-270 Celsius).Credit: NASA/WMAP Science Team
Antimateri
Seperti sisi jahat Superman, Bizzaro, partikel (materi normal) juga mempunyai versi yang berlawanan dengan dirinya sendiri yang disebut antimateri. Sebagai contoh, sebuah elektron memiliki muatan negatif, namun antimaterinya positron memiliki muatan positif. Materi dan antimateri akan saling membinasakan ketika mereka bertabrakan dan massa mereka akan dikonversi ke dalam energi melalui persamaan Einstein E=mc2. Beberapa desain pesawat luar angkasa menggabungkan mesin antimateri.
Sumber Daya Energi Angin
Sumber daya energi angin merupakan suatu bentuk
energi yang tidak langsung dari tenaga matahari. Lebih kurang satu persen dari
total radiasi matahari yang mencapai ke bumi melalui udara, terkonvensi dalam
atmosfer ke dalam bentuk tenaga angin. Angin terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan suhu pada permukaan bumi. Gerakan udara dari daerah yang dingin ke
daerah yang lebih panas akan menghasilkan angin. Potensi sumber daya angin yang
dapat digunakan diperkirakan 120 × 10 KwH per tahun. Sumber daya angin yang
terdapat di udara sebagai “sumber daya energi alternatif” yang tidak merusak
lingkungan.
Untuk menangkap energi angin digunakan sayap atau “baling-baling”, sehingga energi angin dapat diperoleh menjadi tenaga penggerak yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan atau sumber energi lain, seperti generator listrik. Secara geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang berada pada kondisi angin yang kurang menguntungkan (daerah wind-still), namun di beberapa daerah seperti Maumere, Palu, dan Waingapu memiliki potensi sumber daya angin yang cukup potensial.
Untuk menangkap energi angin digunakan sayap atau “baling-baling”, sehingga energi angin dapat diperoleh menjadi tenaga penggerak yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan atau sumber energi lain, seperti generator listrik. Secara geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang berada pada kondisi angin yang kurang menguntungkan (daerah wind-still), namun di beberapa daerah seperti Maumere, Palu, dan Waingapu memiliki potensi sumber daya angin yang cukup potensial.
Sumber Daya Gas
Gas di udara yang kita hirup biasa kita sebut dengan
udara saja. Udara merupakan salah satu unsur alam yang pokok bagi makhluk hidup
yang ada di muka bumi terutama manusia. Tanpa udara yang bersih maka manusia
akan terganggu terutama kesehatannya yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Komposisi gas sampai dengan ketinggian 88 km (55 mil) di atas
permukaan air laut adalah sama. Sumber daya gas yang terdapat di udara berupa
oksigen, hidrogen, nitrogen, oksida nitrous, dan argon diperoleh melalui penguraian
udara secara kimiawi. Potensi sumber daya gas yang terdapat di udara juga tak
terbatas. Sumber daya gas oksigen dan argon dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah
sakit, penerbangan, pabrik atau industri dan sebagainya. Sedangkan pemanfaatan
sumber daya gas nitrogen dan hidrogen pada umumnya di bidang industri dan
pener- bangan.
Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat memengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida (SO2), debu, serta kandungan Timah Hitam (Pb) dalam debu.
1) Pengertian
Sumber Daya Udara
Anda tentunya
mengetahui permasalahan lingkungan yang hampir dipastikan setiap tahun akan
terjadi di Indonesia. Bahaya banjir dan erosi merupakan
permasalahan Indonesia pada saat musim hujan sedangkan pada saat musim kemarau
Indonesia mengalami permasalahan kebakaran hutan yang mengakibatkan terjadinya
polusi udara berupa kabut asap. Kabut asap ini ternyata tidak hanya berada di
atas wilayah udara Indonesia tapi juga telah menyebar sampai ke negara tetangga
yaitu Singapura dan Malaysia. Kabut asap sudah merupakan transboundary
pollution atau permasalahan polusi yang telah melewati batas negara.
Adanya angin menyebabkan menyebarnya kabut asap sampai ke wilayah udara negara tetangga. Penyebab terjadinya kabut asap berada di daratan yaitu di Indonesia namun dampaknya dirasakan oleh negara tetangga karena gas-gas hasil kebakaran dilepaskan di atmosfer dan disebarkan oleh tenaga angin.
Belajar dari kasus kebakaran hutan tersebut, terpikirkah Anda bagaimana pembagian batas udara suatu negara? Sekilas tidak ada batas yang jelas antara wilayah udara negara satu dengan yang lain bukan? Terbukti ketika dengan mudahnya kabut asap menjelajah di atas wilayah udara negara-negara lain. Mari kita pelajari udara sebagai sumber daya alam yang sebenarnya sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya ini memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan tanpa harus menyebabkan polusi.
Adanya angin menyebabkan menyebarnya kabut asap sampai ke wilayah udara negara tetangga. Penyebab terjadinya kabut asap berada di daratan yaitu di Indonesia namun dampaknya dirasakan oleh negara tetangga karena gas-gas hasil kebakaran dilepaskan di atmosfer dan disebarkan oleh tenaga angin.
Belajar dari kasus kebakaran hutan tersebut, terpikirkah Anda bagaimana pembagian batas udara suatu negara? Sekilas tidak ada batas yang jelas antara wilayah udara negara satu dengan yang lain bukan? Terbukti ketika dengan mudahnya kabut asap menjelajah di atas wilayah udara negara-negara lain. Mari kita pelajari udara sebagai sumber daya alam yang sebenarnya sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya ini memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan tanpa harus menyebabkan polusi.
2) Jenis dan
Karakteristik Sumber Daya Alam Udara
Jenis dan karakteristik sumber daya alam di udara
terdiri atas sumber daya energi surya, angin, gas, dan ruang.
Sumber Daya Energi Surya
Sumber daya surya
yang dipancarkan matahari ke bumi melalui udara sebanyak setengah per 1 milyar
bagian dari seluruh energi matahari. Sumber daya tersebut mengandung energi ±
173 triliun kilowatt. Pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bentuk
energi panas dan listrik melalui konversi oleh sistem fotovoltaik (listrik
tenaga surya).
Pemanfaatan energi panas surya dengan cara mengkonversikan radiasi surya dalam bentuk energi panas melalui kolektor penyerapan panas, kemudian dapat dimanfaatkan langsung untuk pemanasan ruangan, pengeringan, pemanasan air untuk keperluan rumah tangga, atau industri.
Manfaat lain dari energi surya adalah untuk deselinasi dan peleburan material dengan panas, dengan cara mengonsentrasikan atau memfokuskan sinar matahari dibantu dengan alat optik atau penggunaan pembangkit energi melalui proses thermo-elektrik. Selain itu, energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai proses penyejuk udara (air conditioning).
Sistem listrik yang bersumber dari tenaga surya dapat bersifat “desentralisasi”, sehingga tidak memerlukan sistem atau jaringan berskala besar. Dengan kondisi geografis Indonesia, sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk daerah-daerah terpencil yang sulit atau tidak mungkin dijangkau dengan jaringan PLN, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dapat merasakan pembangunan sebagaimana halnya masyarakat perkotaan, seperti penerangan listrik, pompa air, komunikasi (radio dan TV), dan sebagainya.
Pemanfaatan energi panas surya dengan cara mengkonversikan radiasi surya dalam bentuk energi panas melalui kolektor penyerapan panas, kemudian dapat dimanfaatkan langsung untuk pemanasan ruangan, pengeringan, pemanasan air untuk keperluan rumah tangga, atau industri.
Manfaat lain dari energi surya adalah untuk deselinasi dan peleburan material dengan panas, dengan cara mengonsentrasikan atau memfokuskan sinar matahari dibantu dengan alat optik atau penggunaan pembangkit energi melalui proses thermo-elektrik. Selain itu, energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai proses penyejuk udara (air conditioning).
Sistem listrik yang bersumber dari tenaga surya dapat bersifat “desentralisasi”, sehingga tidak memerlukan sistem atau jaringan berskala besar. Dengan kondisi geografis Indonesia, sistem tersebut dapat dimanfaatkan untuk daerah-daerah terpencil yang sulit atau tidak mungkin dijangkau dengan jaringan PLN, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dapat merasakan pembangunan sebagaimana halnya masyarakat perkotaan, seperti penerangan listrik, pompa air, komunikasi (radio dan TV), dan sebagainya.
Manfaatin Iptek
1.
Ilmu pengetahuan mengenai kenampakan dan fenomena yang
aada si permukaan bumi.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui dampak fenomena – fenomena
luar angkasa sehingga jika ada masalah yang berhubungan dengan luar angkasa
dapat segera terselesaikan.
KESIMPULAN
Luar angkasa sendiri
adalah atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut
sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya,
di luar atmosfer
dari benda "celestial". Luar angkasa adalah ruang hampa udara atau
vakum. Namun, ini tidak berarti bahwa luar angkasa benar-benar kosong. Para
peneliti sejak berpuluh-puluh tahun lalu telah menemukan adanya berbagai macam
hal yang memenuhi luar angkasa, seperti partikel dan gelombang yang disebut
gelombang elektromagnet.Fenomena fenomena ada Quasar, Quasar, Ekstrasolar Planet (Exoplanet), Radiasi Kosmik dll.
DAFTAR PUSTAKA
Sintya Aji Mustika
3201414023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar