Jilbab Antara Trend dan Kewajiban ?
Kepercayaan
diri seorang wanita merupakan sumber kekuatan, namun itu hanya sementara.
Seseorang dapat melakukan segala hal agar dapat meningkatkan kekuatan di dalam dirinya demi meningkatkan kepercayaannya. Banyak diantaranya wanita muslim
yang mencoba bertampil “Trendi” agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain, itu
yang membuat banyak wanita muslim yang mensalah artikan bagaimana seharusnya
berpenampilan yang sesuai dengan syariat islam. Bahwasannya jika kita
berpatokan dengan mata manusia maka sia – sialah, kita tidak akan ada ujungnya
karena manusia kodratnya selalu tidak akan puas apalagi dengan dirinya,
sedangkan jika kita berpatokan dengan allah SWT maka perlindungan dan surgalah
yang akan kita dapat.
Jilbab
sendiri merupakan bagian dari syari’at yang penting untuk di laksanakan oleh
seorang muslimah. Jilbab bukanlah pakaian bangsa arab, melainkan merupakan identitas
bagi muslimah atau menjadi hiasan semata dan juga bukan penghalang bagi seorang
muslimah untuk menjalankan aktivitas kehidupannya.
(pengenalan jilbab)memakai jilbab adalah kewajiban kita
sebagai seorang muslimah. Dan dalam pemakaiaanya kita harus memperhatikan apa
yang telah di ajarkan oleh nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dan yang seperti yang di ajarkan oleh nabi besar kita shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat
persyaratan dalam menggunakan jilbab sesuai syariat.
Menurut Ummu
Ziyad
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar dalam artikelnya di muslimah.or.id yang berjudul Jilbabku Penutup Auratku.
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar dalam artikelnya di muslimah.or.id yang berjudul Jilbabku Penutup Auratku.
Secara bahasa,
dalam kamus al Mu’jam al Wasith 1/128, disebutkan bahwa jilbab
memiliki beberapa makna, yaitu:
- Qomish (sejenis jubah).
- Kain yang menutupi seluruh
badan.
- Khimar (kerudung).
- Pakaian atasan seperti milhafah
(selimut).
- Semisal selimut (baca: kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya
Adapun secara istilah,
berikut ini perkataan para ulama’ tentang hal ini.
Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Jilbab
menurut bahasa Arab yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya.” Sedangkan
Ibnu Katsir mengatakan, “Jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan
di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup).”(Syaikh
Al Bani dalam Jilbab Muslimah).
Syaikh bin Baz (dari
Program Mausu’ah Fatawa Lajnah wal Imamain) berkata, “Jilbab
adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman).
Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah
dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi
perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain
(dalaman).” (bin Baz, 289). Beliau juga mengatakan,“Jilbab adalah
rida’ (selendang) yang dipakai di atas khimar (kerudung) seperti abaya (pakaian
wanita Saudi).” (bin Baz, 214). Di tempat yang lain beliau
mengatakan, “Jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas
kepala dan badannnya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan
untuk pakaian yang biasa (dipakai di rumah).”(bin Baz, 746). Beliau juga
berkata, “Jilbab adalah semua kain yang dipakai seorang perempuan untuk
menutupi badan. Kain ini dipakai setelah memakai dar’un (sejenis jubah) dan
khimar (kerudung kepala) dengan tujuan menutupi tempat-tempat perhiasan baik
asli (baca: aurat) ataupun buatan (misal, kalung, anting-anting, dll).” (bin
Baz, 313).
Syaikh Al Bani rahimahullah mengatakan, “Setiap
jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang
tampak.” Sehingga memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk makna
jilbab. Adapun makna lain dari hijab adalah sesuatu yang menutupi atau
meghalangi dirinya, baik berupa tembok, sket ataupun yang lainnya. Inilah yang
dimaksud dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat al-Ahzab ayat
53, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah
nabi kecuali bila kamu diberi izin… dan apabila kamu meminta sesuatu keperluan
kepda mereka (para istri Nabi), maka mintalah dari balik hijab…”
Banyak
spekulasi mengenai orang yang memakai hijab syar’i
1.
Takut ngga dapat jodoh
2.
Takut tidak dapat pekerjaan
3.
Fanatik dan di anggap aliran sesat
4.
Masih muda kembangkan bakat kalau
pakai krudung membatasi
5.
Ribet
Janji
allah bagi pemakai jilbab
1. Akan
di jaga kehormatannya
2. Tidak
di ganggu
3. Termotivasi
untuk memperbaiki diri
4. Mendapat
ketenangan diri
5. Mendapat
surganya allah
Sami’na waato’na(mendengarkan dan lakukan) jadi
hidayah tidak datang secara sendirinya melainkan kita yang menjemputnya. Karena
kita tidak bisa sholehah secara sendiri melainkan kalau bukan kita yang harus
merubahnya secara langsung.
Pendapat Urwah bin zubair bahwa pakaian takwa yang
di maksud adalah takwa kepada allah.
1. Amal
sholeh
2. Takut
dengan allah
Perempuan dalam islam seperti berlian yang berada di
dasar bumi jauh, sulit untuk di dapat dan di lindungi oleh batuan batuan lain
yang berada di sekitarnya. Sama seperti wanita, perempuan itu mahal harganya.
Jangan sampai obral diri sana sini bisa dipegang dan bisa di lihat seenaknya
oleh orang banyak. Itu akan merugikan
diri kita sendiri.
Opini
buruk tentang jilbab dan upaya menghalanginya
1.
Hukum sara
2.
Propaganda fashion barat
3.
Pemikiran perempuan perempuan
cantik
4.
Terror mental dan fisik bagi
pemakaiannya
Mitos
mitos sehat tentang kecantikan
Cantik = Kulit
putih
Cantik = Tubuh
langsing
Cantik = Buka bukan
Cantik = Tubuh yang
tinggi
Namun di dalam islam definisi Cantik itu bukan
sekedar fisik namun akhlahnya pun harus cantik.
1Prinsip
kecantikan dalam islam
1. Merawat
bukan merubah
2. Kebiasaan
bukan sekedar instan
3. Bukan
sekedar topeng
4. Keseimbangan
antara fisik, akal dan spiritual
5. Bukan
untuk di pamerkan kecuali di depan suami
6. Tidak
berhias seperti orang jahiliah
Jurus
tampil cantik dan gaul
1. Menutup
aurat dengan jilbab
2. Menjaga
kebersihan tubuh
3. Merawat
tubuh dengan teratur
4. Mengkonsumsi
makanan bergizi
5. Cukup
istirahat dan tidur
6. Berhias
secara syar’i
7. Senyum
dan menebar salam
8. Berolahraga
secara teratur
9. Mengasah
otak
1. Giatdalam
amalan harian
beberapa hal yang mungkin ingin saya sampaikan berdasarkan pengalaman yang saya dapat baik saat awal pertamakali masuk kuliah sampai sekarang, banyak kaka tingkat,tokoh tokoh yang saya kagumi dan banggakan saat hijrah untuk menjadi insan yang lebih baik. dalam proses itu bukan berarti saya tak luput dari kesalahan dan dosa, disini kita sama-sama belajar mengenai arti dari kehidupan, untuk apa kita hidup dan bagaimana nasib kita di akhirat nanti.
t
terimakasih, semoga bermanfaat.
Penulis : Sintya Aji Mustika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar