Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah
SUMBER DAYA ALAM
Dosen Pengampu : Wahyu
Disusun oleh :
Mulya Rengganis
3201414029
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,karena
berkat rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini
yang berjudul GREEN ARCHITECTURE. Sholawat serta salam semoga tercurah
kepada baginda Rasullullah SAW, keluarganya, serta pengikutnya sampai akhir
masa.
Maksud
dari pambuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Sumber Daya Alam .Dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik dukungan
moril maupun bantuan dalam mendapatkan data, bimbingan dan sistematika
penyusunan maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna,hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan
pengalaman yang dimiliki kami. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini
kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun.
Akhir
kata,kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang..................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................................................ 1
1.3. Tujuan.................................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
GEothermal........................................................................................................ 2
2.2. Hubungan
Geothermal dengan energy panas bumi............................................................. 3
2.3. Prinsip
kerja panas bumi....................................................................................................... 6
2.4. Klasifikasi
Geothermal......................................................................................................... 6
2.5. Karakteristik
sumber panas bumi......................................................................................... 7
2.6. Cara
eksplorasi Geothermal............................................................................................... 10
2.7. Cara
penyelidikan Geothermal........................................................................................... 10
2.8 Kendala pemanfaatan Geothermal...................................................................................... 12
2.9. Manfaat
Geothermall......................................................................................................... 18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ······························································································· 19
3.2.
Saran ······································································································· 19
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geothermal tampaknya
menjadi sumber energy alternative yang menarik karena harga minyak yang selalu
meningkat dan keprihatinan mengenai 1telah mengalami peningkatan, mulai banyak
upaya untuk menemukan sumber alternative lain.Penggunaan energy panas bumi lebih
kompetitip dibandingkan dengan fosil konvensional lainnya. Selain itu proses
pemanfaatannya lebih sederhana dan murah, Oleh karena itu sekarang banyak orang
yang beralih menggunakan energy geothermal .
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah Geothermal itu?
2.
Apa hubungan Geothermal dengan panas
bumi ?
3.
Bagaimanakah prinsip kerja panas bumi ?
4.
Apa sajakah klasifikasi Geothermal ?
5.
Bagaimanakah karakteristik panas bumi ?
6.
Bagaimanakah cara eksplorasi Geothermal
?
7.
Bagaimanakah cara penyelidukan
Geothermal?
8.
Apa sajakah kendala pemanfaatan
Geothermal ?
9.
Apakah manfaat Geothermal ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui mengenai Geothermal
2. Mahasiswa
dapat mengetahui klasifikasi Geothermal
3. Mahasiswa
dapat mengetahui cara penyelidukan Geothermal
4. Mahasiswa
dapat mengetahui cara eksplorasi Geothermal
5. Mahasiswa
dapat mengetahui kendala pemanfaatan Geothermal
6. Mahasiswa
dapat mengetahui manfaat Geothermal
1.4 Manfaat
Makalah ini
dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahaman lebih dalam
mengenai bahasan Geothermal
BABII PEMBAHASAN
2.1
Definisi Geothermal
Geothermal berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2
kata yaitu geo yang berarti bumi dan thermal yang artinya panas,
berarti geothermal adalah panas yang berasal dari dalam bumi. Proses
terbentuknya energi panas bumi sangat berkaitan dengan teori tektonik lempeng
yaitu teori yang menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang terjadi
seperti gempa bumi, terbentuknya pegunungan, lipatan, palung, dan juga proses
vulkanisme yaitu proses yang berkaitan langsung dengan geothermal.
Berdasarkan penelitian gelombang seismik, para peneliti kebumian dapat
mengetahui struktur bumi dari luar sampai ke dalam, yaitu kerak pada bagian
luar, mantel, dan inti pada bagian paling dalam. Semakin ke dalam bumi (inti
bumi), tekanan dan temperature akan meningkat. Untuk kita ketahui, Temperature
pada inti bumi berkisar ± 4200 C. Panas yang terdapat pada inti bumi akan ditransfer
ke batuan yang berada di bagian mantel dan kerak bumi. Batuan yang memiliki
titik lebur lebih rendah dari temperature yang diterima dari inti bumi akan
meleleh dan lelehan dari batuan tersebutlah yang kita kenal dengan magma. Magma
memiliki densitas yang lebih rendah dari batuan, otomatis batuan yang telah
menjadi magma tadi akan mengalir ke permukaan bumi. Jika magma sampai ke
permukaan maka magma tersebut berubah nama dengan sebutan lava (contoh lava
yang sering kita lihat jika terjadi erupsi (letusan) gunung api.
Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik
di
dalam bumi yang terjadi sejak planet ini
diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika
musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer
untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik
tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan
menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.
Energi
panas bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat
area perbatasan lapisan tektonik.Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator
panas bumi pertama pada 4 July 1904 di area panas bumi Larderello di Italia.
Grup area sumber panas bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser, berada di
California, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya,
Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas bumi untuk
menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.
2.2 Hubungan
antara Geothermal dan Energi Panas Bumi.
Secara singkat geothermal didefinisikan sebagai panas yang
berasal dari dalam bumi. Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang
ditimbulkan oleh panas tersebut. Panas bumi menghasilkan energi yang
bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya
energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan
bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan.Bahkan jauh lebih dalam lagi
sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma.
Untuk menangkap panas bumi tersebut harus dilakukan pemboran sumur seperti yang
dilakukan pada sumur produksi minyakbumi. Sumur tersebut menangkap air tanah
yang terpanaskan, kemudian uap dan air panas dipisahkan. Uap air panas
dibersihkan dan dialirkan untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan
dimasukkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu
untuk menimbulkan lagi sumber uap. Menurut Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003
tentang panas bumi, geothermal adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi
dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir
secara kontinyu dari dalam bumi menuju kepermukaan yang manifestasinya dapat
berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser.
Struktur
lapisan bumi
Secara
struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kerak bumi (crush),
selimut (mantle), dan inti bumi (core). Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman
100 km dinamakan litosfer. Selimut bumi memiliki tebal mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai
3.000 oC. Inti bumi terdiri dari material cair yang terdapat pada kedalaman
2900-5200 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai
4.500 oC. Secara universal, setiap penurunan 1 km kedalaman ke perut bumi
temperatur naik sebesar 25 – 30ºC. Atau setiap kedalaman bertambah 100 meter
temperatur naik sekitar 2,5 sampai 3ºC. Jadi semakin jauh ke dalam perut bumi
suhu batuan akan makin tinggi.Bila suhu di permukaan bumi adalah 27ºC maka
untuk kedalaman 100 meter suhu bisa mencapai sekitar 29,5ºC. Pertambahan panas
ini disebut gradien geothermal.
Di dalam
kulit bumi, ada kalanya aliran air berada dekat dengan batu-batuan panas yang
temperaturnya bisa mencapai 148°C. Air tersebut tidak menjadi uap (steam)
karena tidak ada kontak dengan udara. Bila air panas tersebut keluar ke
permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi, maka akan timbul air
panas yang biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam (hot spring) ini
biasa dimanfaatkan untuk kolam air panas dan banyak pula yang sekaligus
dijadikan tempat wisata.
Apabila
air panas alam mengalami kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka
semburan akan keluar melalui retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap
panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik. Agar energi geotermal dapat dikonversi
menjadi energi listrik, tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik
(power plants). Apabila air panas alam mengalami kontak dengan udara karena
fraktur atau retakan, maka semburan akan keluar melalui retakan tersebut dalam
bentuk air panas dan uap panas (steam). Air panas dan steam inilah yang
kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Agar energi
geotermal dapat dikonversi menjadi energi listrik, tentunya diperlukan sebuah
sistem pembangkitan listrik (power plants). Teknologi yang digunakan dalam
pembangkit listrik ini adalah Dry Steam Power plant, Flash Steam Power plant,
dan Bynary-cycle Power Plant.
Pada
prinsipnya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sama dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas bumi (PLTP). Yang membedakannya adalah pada PLTU uap dibuat
dipermukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir
panas bumi. Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga
listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang
bukan berbasis panas bumi, yaitu terdiri dari generator, heat exchanger,
chiller, pompa, dsb.
Seperti
halnya pencarian bahan tambang yang lain, untuk sampai kepada tahap produksi
perlu dilakukan survei atau eksplorasi. Cara untuk memperoleh sumber panas bumi
adalah dengan eksplorasi yang harus dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan
survei eksplorasi sumber panas bumi adalah seperti berikut:
Survei
pendahuluan dengan interpretasi dan analisa foto udara dan citra satelit
Kajian
kegunungapian atau studi volkanologi
Pemetaan
geologi dan strutur geologi
Survei
geokimia
Survei
geofisika
Pemboran
eksplorasi
Faktor
penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan produksi tenaga listrik dari
energi panas bumi adalah besarnya gradien geotermal serta besarnya panas yang
dihasilkan. Semakin besar gradien geotermal maka akan semakin dangkal sumur
produksi yang dibutuhkan, dan semakin tinggi temperatur yang dapat ditangkap
sampai ke permukaan, maka akan semakin mengurangi biaya produksi di permukaan.
Energi
panas bumi dapat menyediakan sumber tenaga yang bersih dan terbarukan serta
dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Emisi energi panas bumi tak
mengandung polutan kimiawi atau tak mengeluarkan limbah dan hanya mengandung
sebagian besar air yang diinjeksikan kembali kedalam bumi. Energi panas bumi
adalah sumber tenaga yang andal yang dapat mengurangi kebutuhan impor bahan
bakar fosil. Panas bumi juga dapat terbarukan karena praktis sumber panas alami
dari dalam bumi tidak ada batasnya.
Beberapa keunggulan sumber energi panas bumi
adalah:
Menyediakan
tenaga listrik yang andal dengan pembangkit yang tidak memakan tempat
Terbarui
dan berkesinambungan
Memberikan
tenaga beban dasar yang konstan
Memberikan
keuntungan ekonomi secara lokal
Dapat
dikontrol secara jarak jauh
Tersedia
melimpah
Nyaris
tanpa polusi
Menghasilkan
karbon dioksida 65 kali lebih kecil dari batubara
Faktor yang masih menghambat perkembangan industri
listrik tenaga panas bumi di Indonesia antara lain adalah mahalnya biaya
eksplorasi terutama untuk pemboran eksplorasi. Besarnya biaya pemboran
eksplorasi berbanding secara eksponensial dengan kedalaman, padahal untuk
mendapatkan temperatur yang tinggi harus membor lebih dalam. Konsekuensinya
sumur eksplorasi panas bumi di Indonesia masih terlalu sedikit sehingga tingkat
ketidak-pastian keberhasilan masih tinggi. Kendala yang lain adalah investor
ragu dengan proyek di Indonesia karena beaya eksplorasi dan pengembangan harus
ditanggung dan tidak kembali sampai energi terjual kepada pelanggan.
Menurut Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral (DIM), saat ini diperkirakan total potensi energi panas bumi Indonesia
sebesar 27000 MW.Potensi ini setara dengan 40% dari cadangan panas bumi dunia.
Lokasi panas bumi di Indonesia tersebar di 252 tempat mengikuti jalur gunung
api yang membentang dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi sampai Maluku.
Dari 252 lokasi panas bumi yang ada, baru 31% yang telah dilakukan survei
secara rinci. Sehingga jumlah potensi tersebut akan berubah sesuai dengan hasil
survey
2.3 Prinsip
Kerja Panas Bumi
Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di
dalam tanah akan tetap berada di dalam tanah jika tidak ada saluran yang
menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang terkurung
akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita
bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan
mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi inilah
yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin sehingga
dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses lain sebelum uap
memutar turbin). Setelah uap memutar turbin dan uap telah kehilangan tekanan
dan entalpi maka uap tersebut akan mengalami proses pengembunan sehingga uap
akan berubah kembali menjadi air. Air hasil pendinginan (condensattion) yang
didinginkan dengan condensator akan dikumpulkan dan akan diinjeksikan kembali
ke dalam tanah, sehingga volume air tanah tidak akan berkurang secara drastis.
Salah satunya Karena proses injeksi inilah kenapa energi geothermal disebut
dengan energi yang terbarukan (renewable) dan energi yang ramah lingkungan.
2.4 Klasifikasi Geothermal
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada
saat ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Energi
panas bumi “uap basah”
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah
bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat
digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap
kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya
uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus
dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk menggerakkan Uap basah yang
keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang
pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 %
air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini
diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah
dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan
air dalam tanah
.
2. Energi
panas bumi “air panas”
Air panas yang keluar dari perut bumi
pada umumnya berupa air asin panas yang disebut “brine” dan mengandung banyak
mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat
digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis
ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas
sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat
exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas
bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih
besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.
3.Energi
panas bumi “batuan panas”
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas
yang ada dalam perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma).
Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke
dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk
dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber
batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup
tinggi.
2.5 Karakteristik
Sumber Panas Bumi
Langkah awal dalam rangka penyiapan konservasi
energi panas bumi adalah studi sistem panas bumi itu sendiri terutama melalui
pemahaman terhadap karakteristik sumber panas bumi sebagai bagian penting dalam
sistem, diantaranya berkaitan dengan :
1. Dapur
magma sebagai sumber panas bumi
2.
Kondisi hidrologi
3.
Manifestasi panas bumi
4.
Reservoir
5. Umur
(lifetime) sumber panas bumi.
Dapur
magma sebagai sumber panas bumi
Pada dasarnya energi panas yang dihasilkan oleh
suatu wilayah gunungapi mempunyai kaitan erat dengan sistem magmatik yang
mendasarinya, dan salah satu karakteristik penunjang potensi panas bumi adalah
letak dapur magmanya di bawah permukaan sebagai sumber panas (heat source).
Terutama
di daerah-daerah yang terletak di jalur vulkanik-magmatik, ukuran dapur magma
itu sendiri berhubungan erat dengan kegiatan vulkanisma. Dalam perjalanannya
menuju permukaan, magma akan mengalami proses diferensiasi dan berevolusi
menghasilkan susunan kimiawi yang berbeda sesuai kedalaman. Dapur magma yang
terbentuk pada kedalaman menengah kemungkinan terkontaminasi oleh bahan-bahan
kerak bumi yang kaya akan silika dan gas, sehingga bersifat lebih eksplosif.
Volumenya dapat diperkirakan dari kenampakan-kenampakan fisik berupa ukuran
kaldera, distribusi lubang kepundan, pola rekahan, pengangkatan topografi dan
hasil erupsi gunungapi; atau melalui cara identifikasi dengan metoda geofisika
(bayangan seismik atau anomali geofisika lainnya.
Magma
akan mengalirkan sejumlah panas yang signifikan ke dalam batuan-batuan
pembentuk kerak bumi; makin besar ukuran dapur magma maka semakin besar pula
sumber daya panasnya, dimana secara ekonomis menjadi ukuran jumlah energi yang
dapat dimanfaatkan dari suatu sumber panas bumi.
Kondisi
Hidrologi
Pada busur kepulauan dengan kegiatan
vulkanisma/magmatisma masih berjalan, dimana magma di bawah permukaan
berinteraksi dengan lokasi-lokasi bersiklus basah atau cukup persediaan air;
akan terjadi pendinginan magma dan proses hidrotermal untuk menciptakan
lingkungan fasa uap-air bersuhu/bertekanan tertentu, yang memberikan peluang
terjadinya sistem panas bumi aktif.
Demikian
pentingnya peranan air dalam mempertahankan kelangsungan sistem panas bumi
sehingga sangat dipengaruhi oleh siklus hidrologi, yang diyakini dapat terjaga
keseimbangannya apabila pasokan dari lingkungan tidak terhenti. Keberadaan
sumber-sumber air lainnya seperti air tanah, air connate, air laut/danau, es
atau air hujan akan sangat dibutuhkan sebagai pemasok kembali (recharge) air
yang hilang mengingat kandungan air dalam magma (juvenile) tidak mencukupi
jumlah yang dibutuhkan dalam mempertahankan proses interaksi air – magma.
Kondisi
hidrologi pada suatu sistem panas bumi sangat dipengaruhi oleh bentang alam
lingkungan dimana terjadiya, dan berperan terutama dalam membentuk
manifestasi-manifestasi permukaan yang dapat memberikan petunjuk tentang
keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan. Pada daerah berelief
(topografi) rendah, manifestasi-manifestasi panas bumi dapat berbentuk mulai
dari kolam air panas dengan pH mendekati netral, pengendapan sinter silika
hingga zona-zona uap mengandung H2S yang berpeluang menghasilkan fluida
bersifat asam; menandakan bahwa sumber fluida hidrotermal/panas bumi berada
relatif tidak jauh dari permukaan. Sementara pada daerah dengan topografi tingi
(vulkanik andesitik) dimana kenampakan manifestasi berupa fumarol atau solfatara,
menggambarkan bahwa sumber panas bumi berada pada kondisi relatif dalam; yang
memerlukan waktu dan jarak panjang untuk mencapai permukaan.
Manifestasi
panas bumi
Bukti
kegiatan panas bumi dinyatakan oleh manifestasi-manifestasi di permukaan, menandakan
bahwa fluida hidrotermal yang berasal dari reservoir telah keluar melalui
bukaan-bukaan struktur atau satuan-satuan batuan berpermeabilitas. Beberapa
manifestasi menjadi penting untuk diketahui karena dapat digunakan sebagai
indikator dalam penentuan suhu reservoir panas bumi, diantaranya :
1. Mata
air panas, dapat terbentuk dalam beberapa tingkatan mulai dari rembesan hingga
menghasilkan air dan uap panas yang dapat dimanfaatkan secara langsung (pemanas
ruangan/rumah pertanian atau air mandi) atau penggerak turbin listrik; dan yang
paling penting adalah bahwa dengan menghitung/mengukur suhunya dapat
diperkirakan besaran keluaran energi panas (thermal energy output) dari
reservoir di bawah permukaan.
2. Sinter
silika, berasal dari fluida hidrotermal bersusunan alkalin dengan kandungan
cukup silika; diendapkan ketika fluida yang jenuh silika amorf mengalami
pendinginan dari 100o ke 50oC. Endapan ini dapat digunakan sebagai indikator
yang baik bagi keberadaan reservoir bersuhu >175oC.
3.
Travertin, adalah jenis karbonat yang diendapkan di dekat atau permukaan;
ketika air meteorik yang sedang bersirkulasi sepanjang bukaan-bukaan struktur
mengalami pemanasan oleh magma dan bereaksi dengan batuan karbonat. Biasanya
terbentuk sebagai timbunan/gundukan di sekitar mata air panas bersuhu sekitar
30o – 100oC, dapat digunakan sebagai indikator suhu reservoir panas bumi
berkapasitas energi kecil yang terlalu lemah untuk menggerakkan turbin listrik
tetapi dapat dimanfaatkan secara langsung.
4. Kawah
dan endapan hidrotermal. Kedua jenis manifestasi ini erat hubungannya dengan
kegiatan erupsi hidrotermal dan merupakan indikator kuat dari keberadaan
reservoir hidrotermal aktif. Kawah dihasilkan oleh erupsi berkekuatan
supersonik karena tekanan uap panas yang berasal dari reservoir hidrotermal
dalam (kedalaman ±400 m, suhu 230oC) melampaui tekanan litostatik, ketika
aliran uap tersebut terhambat oleh lapisan batuan tidak permeabel (caprock).
Sedangkan endapan hidrotermal (jatuhan) dihasilkan oleh erupsi berkekuatan balistik
dari reservoir hidrotermal dangkal (kedalaman ±200 m, suhu 195oC), ketika
transmisi tekanan uap panas melebihi tekanan litostatik karena tertutupnya
bukaan-bukaan batuan yang dilaluinya.
Reservoir
Reservoir adalah suatu volume batuan di bawah
permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk
meloloskan fluida (sumber energi panas bumi) yang terperangkap didalamnya;
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1.
Entalpi rendah, mempunyai batas suhu <125oC dengan rapat daya spekulatif 10
MW/km2 dan konversi energi 10%.
2.
Entalpi sedang, mempunyai kisaran suhu 125 ? 225oC dengan rapat daya spekulatif
12,5 MW/km2 dan konversi energi 10%.
3.
Entalpi tinggi, mempunyai batas suhu >225oC dengan rapat daya spekulatif 15
MW/km2 dan konversi energi 15%.
2.6 Cara Eksplorasi Geothermal
Studi gayaberat menggunakan
perubahan rapat masa untuk melihat karakteristik sifat bawah permukaan. Metode
ini juga sangat baik diterapkan untuk mengidentifikasi anomali bawah permukaan
termasuk “body” granit, yang mana sangat penting untuk menemukan potensi panas
bumi. Metode gayaberat juga juga dapat mengidentifikasi jalur patahan bawah
permukaan. Jalur patahan ini sering diidentifikasi sebagai lokasi pengeboran
utama dengan rapatmassa yang jauh lebih kecil daripada materi sekitarnya.
Perubahan tingkat air tanah juga dapat diukur dan diidentifikasi dengan metode
gayaberat. Unsur resapan sangat penting dalam menciptakan sistem panas bumi
yang produktif. Kerapatan dan kepadatan pori keseluruhan selanjutnya
dipengaruhi oleh aliran fluida sehingga mengubah medan gravitasi. Jika
dikoreksi terhadap kondisi cuaca, metoda ini dapat mengukur dan memodelkan perkiraan
laju resapan dalam reservoir panas bumi.
Pengukuran
CSAMT / Magnetotellurics (MT) dapat mendeteksi anomali resistivitas terkait
dengan struktur produktif panas bumi, termasuk patahan dan adanya batuan
perangkap, juga untuk estimasi suhu reservoir panas bumi di berbagai kedalaman.
CSAMT / MT telah berhasil memberikan kontribusi terhadap pemetaan dan
pengembangan sumber daya panas bumi di seluruh dunia sejak awal 1980-an. Materi
geologi pada umumnya bersifat konduktor listrik lemah dan memiliki resistivitas
tinggi. Namun, cairan hidrotermal dalam pori-pori dan patahan bumi meningkatkan
konduktivitas dari bahan bawah permukaan. Perubahan konduktivitas ini digunakan
untuk memetakan geologi bawah permukaan dan memperkirakan kandungan bahan bawah
permukaan.
Metode
magnet dalam eksplorasi panas bumi melibatkan identifikasi kedalaman titik
curie atau suhu curie. Pada titik curie, bahan akan berubah dari feromagnetik
ke paramagnetic. Menemukan suhu curie untuk bahan bawah permukaan memberikan
perkiraan pada masa depan produktivitas. Misalnya, titanomagnetite, bahan umum
di bidang panas bumi, memiliki suhu curie antara 200-570 derajat Celcius.
Anomali geometris sederhana dimodelkan pada kedalaman yang berbeda digunakan
untuk memperkirakan kedalaman curie.
2.7 Cara
penyelidikan Geothermal
Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2
(dua) kelas, yaitu : sumber daya dan cadangan; yang masing-masing dibagi lagi
menjadi subkelas-subkelas.
Kriteria
sumber daya terdiri dari :
1. Spekulatif,
dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif dimana luas reservoir
dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat dayanya berdasarkan asumsi.
2.
Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar hasil
survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan
berdasarkan penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sementara penentuan
suhu berdasarkan geotermometer.
Kriteria
cadangan terdiri dari :
1.
Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi luas dan
ketebalan reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida dilakukan
berdasarkan data ilmu kebumian terpadu, yang digambarkan dalam bentuk model
tentatif.
2.
Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana estimasi
luas dan ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan
ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan, fluida dan suhu reservoir
diperoleh dari pengukuran langsung dalam sumur.
3.
Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil
mengeluarkan uap/air panas, dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir
didasarkan kepada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci
terpadu. Parameter batuan dan fluida serta suhu reservoir didapatkan dari data
pengukuran langsung dalam sumur dan atau laboratorium.
Umur
Kegiatan (lifetime) dan Metoda estimasi Potensi Panas Bumi
Walaupun
sistem panas bumi menghasilkan sumber daya energi yang selalu terbarukan, tidak
berarti akan berumur tanpa batas; dengan demikian harus ada upaya untuk
mengetahui umur (lifetime) kegiatan suatu sumber panas bumi. Penggunaan metoda
K/Ar dan Rb/Sr adalah salah satu teknik paling popular dikenal untuk penentuan
umur (age dating), yang diterapkan terhadap mineral-mineral hidrotermal
tertentu dari inti (core) bor batuan-batuan terubah hidrotermal, dapat
dilakukan dengan cara :
a. Tidak
langsung dari suatu sistem panas bumi aktif. Penentuan umur dengan cara ini
dilakukan melalui studi banding umur relatif mineral-mineral ubahan tertentu
hasil proses hidrotermal terhadap umur batuan reservoir.
b.
Analogi pengukuran atau perkiraan lamanya kegiatan dalam suatu sistem fosil
panas bumi, terutama yang berkaitan dengan cebakan bijih hidrotermal. Dilakukan
melalui studi tentang peran bukaan struktur dalam proses hidrotermal dan
pembentukan cebakan mineral, serta perbedaan episoda pengendapan
mineral-mineral ubahan/bijih, penutupan bukaan-bukaan struktur dan pembentukan
kembali bukaan/rekahan.
Estimasi
terhadap potensi panas bumi dilakukan dalam rangka penentuan kualitasnya,
sehingga dapat diketahui pemanfaatannya baik sebagai sumber energi listrik
maupun pemakaian langsung dalam kaitannya dengan upaya optimalisasi produksi
energi panas bumi. Secara garis besar metoda estimasi dilakukan melalui
perhitungan volumetrik dan simulasi numerik.
Metoda
estimasi volumetrik
Metoda
estimasi volumetrik dibagi menjadi 3 yaitu :
Metoda
perbandingan, yaitu menye-tarakan suatu daerah panas bumi baru yang belum
diketahui potensinya dengan lapangan yang diketahui berpotensi, dimana keduanya
memiliki kemiripan kondisi geologi. Metoda ini digunakan untuk menghitung
potensi energi panas bumi dengan klasifikasi sumber daya spekulatif.
Model
lumped parameter, didasarkan pada anggapan bahwa reservoir panas bumi berupa
bentuk kotak sehingga perhitungan volume = luas sebaran x ketebalan; dengan
syarat bahwa : (a) kandungan energi panas dalam bentuk fluida berada dalam
batuan; dan (b) kandungan massa fluida terdapat dalam resrvoir. Metoda ini digunakan
untuk menghitung potensi energi panas bumi dengan kategori sumber daya
hipotesis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti.
Metoda
estimasi simulasi numerik. Metoda ini terutama digunakan pada kondisi
dimana pada suatu lapangan panas bumi telah tersedia beberapa sumur eksplorasi
dengan semburan fluida panas. Data sumur dibuat simulasi, yang selanjutnya
digambar dalam sistem kisi (grid) dan bentuk tiga dimensi. Dengan metoda ini
dapat dihitung potensi cadangan terbukti dari suatu reservoir, termasuk umur,
optimasi produksi dan sistem distribusi panasnya.
2.8 Kendala-kendala
yang mungkin terjadi pada tahap produksi
Saluran
pipa adalah salah satu fasilitas penting untuk transport uap menuju turbin,
yang dapat mengalami kendala atau kerusakan selama menjalankan fungsinya.
Penyebab terjadinya kendala/kerusakan tersebut diantaranya adalah : kesalahan
rancangan/desain, masalah konstruksi, pengoperasian yang tidak tepat, suhu uap
dan pengendapan (scaling) bahan-bahan kimiawi tertentu (silika, kalsit atau
belerang); dimana semuanya akan berdampak kepada menurunnya daya tahan pipa
tersebut. Dua faktor terakhir masing-masing dapat menimbulkan penipisan/korosi
dan penyempitan pada pipa penyalur fluida. Apabila terjadi kendala pada jalur
pipa utama transportasi dan tidak ditangani secara proporsional, maka akan
menyebabkan penurunan produktifitas eksploitasi; bahkan kemung-kinan kehilangan
secara signifikan nilai ekonomis dengan akibat penutupan operasional suatu
perusahaan pembangkit listrik.
Harga
Jual Panas Bumi
Purnomo
mengatakan, secara bertahap harga jual panas bumi (geotermal) akan mencapai 5
dollar AS per kWh dalam kurun 30 tahun kontrak pembangkit listrik. Pada kurun
10 tahun pertama produksi, harga jual geotermal kemungkinan masih di atas 5 sen
dollar AS per kWh guna pengembalian investasi, namun secara bertahap akan turun
menjadi 5 sen dollar per kWh. (dikutip dari Kompas, 24 Oktober 2007)
Pembangkit
listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di
mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah
memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari
lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga
panas bumi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur
yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum
termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam
mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika
bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan.
Efisiensi sistem tidak mempengaruhi biaya operasional seperti pembangkit
listrik tenaga bahan bakar fosil.
Energi
panas bumi pada umumnya harus di konversikan terlebih dahulu menjadi tenaga
listrik. Uap air yang dimiliki sumur panas bumi memiliki tekanan tinggi yang di
pergunakan untuk memutar turbin generator listrik. Dalam bentuk aslinya, energi
panas bumi yang berupa uap air bertekanan tinggi, tidak mungkin di
transportasikan seperti halnya BBM atau gas. Baru setelah di konversikan
menjadi tenaga listrik, bentuk energi yang seperti ini dapat di alirkan ke
tempat-tempat yang jauh melalui jaringan transmisi listrik.
Konversi
ini dilaksanakan dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dimana
tenaga uap panas bumi di gunakan untuk memutar turbin generator listrik. Secara
garis besar sifat panas bumi ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu jenis
dominasi uap dan dominasi air. Agar dapat dimanfaatkan secara ekonomis, sumber
panasbumi harus memenuhi berbagai persyaratan antara lain:
· Memiliki suhu yang relative
tinggi (minimal 2300 )
· Bertekanan uap yang cukup besar
(minimal 35 atmosfir)
· Mempunyai volume uap yang cukup
banyak (10 ton/jam setara dengan 1000 KW listrik)
· Kedalamanya tidak melebihi 2500
meter
· Fluidanya tidak bersifat korosif
· Lokasinya sesuai dengan
kepentingan konsumen
Kekayaan
alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber
daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara
tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara,
migas, dan panas bumi. Untuk mengelola panas bumi (geothermal) Pertamina telah
membentuk PT Pertamina Geothermal Energy, Desember 2006 yang lalu. Geothermal
adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan.
Salah satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar tetapi belum
dieksploitasi adalah yang ada di Sarulla, dekat Tarutung, Sumut. Sumber panas
bumi Sarulla bahkan dikabarkan memiliki cadangan terbesar di dunia.
Saat ini
panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang
dihasilkan dapat dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi.
Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi telah terpasang di manca
negara seperti di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss,
Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang
sibuk dengan riset besar mereka di bidang geothermal dengan nama Enhanced
Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department of Energy (DOE)
dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southern Methodist
University, dan University of Utah. Proyek ini merupakan program jangka panjang
dimana pada 2050 geothermal meru-pakan sumber utama tenaga listrik Amerika
Serikat. Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya geothermal,
menciptakan teknologi ter-baik dan ekonomis, memperpanjang life time
sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik geothermal
menjadi seekono-mis mungkin, dan keunggulan lingkungan hidup. Program EGS telah
mulai aktif sejak Desember 2005 yang lalu.
Terjadinya
Lumpur Panas dan Panas Bumi
Untuk
memahami bagaimana panas bumi terbentuk, kita bisa analogikan bumi ini dengan
telur ayam yang direbus. Bila telur rebus tadi kita belah, maka kuning telurnya
itu dapat kita pandang sebagai perut bumi. Kemudian putih telur itulah
lapisan-lapisan bumi, dan kulitnya itu merupakan kulit bumi. Di bawah kulit
bumi, yaitu lapisan atas merupakan batu-batuan dan lumpur panas yang disebut
magma. Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui gunung disebut dengan lava.
Setiap
100 meter kita turun ke dalam perut bumi, temperatur batu-batuan cair tersebut
naik sekitar 30 C. Jadi semakin jauh ke dalam perut bumi suhu batu-batuan
maupun lumpur akan makin tinggi. Bila suhu di permukaan bumi adalah 270 C maka
untuk kedalaman 100 meter suhu bisa mencapai sekitar 300 C. Untuk kedalaman 1
kilometer suhu batu-batuan dan lumpur bisa mencapai 57-600 C. Bila kita ukur
pada kedalaman 2 kilometer suhu batuan dan lumpur bisa mencapai 1200 C atau
lebih. Lebih panas dari air rebusan yang baru mendidih. Bahkan bila lumpur ini
menyembur keluar pun masih tetap panas. Hal seperti inilah yang terjadi di
Sidoarjo dan sekitarnya dimana lumpur panas masih menyembur.
Di dalam
kulit bumi ada kalanya aliran air dekat sekali dengan batu-batuan panas di mana
suhu bisa mencapai 1480C. Air tersebut tidak menjadi uap (steam) karena tidak
ada kontak dengan udara. Bila air panas tadi bisa keluar ke permukaan bumi
karena ada celah atau terjadi retakan di kulit bumi, maka timbul air panas yang
biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam (hot spring) ini biasa
dimanfaatkan sebagai kolam air panas, dan banyak pula yang sekaligus menjadi
tempat wisata. Di Indonesia banyak juga air panas alami yang dimanfaatkan
sebagai sarana pemandian dan tempat wisata seperti Ciater, Cipanas-Garut,
Sipoholon dan Desa Hutabarat di Tarutung, Lau Debuk-debuk di Tanah Karo, dan
beberapa tempat lainnya di penjuru tanah air.
Kadang-kadang
air panas alami tersebut keluar sebagai geyser. Di Amerika sekitar 10.000 tahun
yang lalu suku Indian mengguna-kan air panas alam (hot spring) untuk memasak,
di mana daerah sekitar mata air tersebut adalah daerah bebas (netral). Beberapa
sumber air panas dan geyser malah dikeramatkan suku Indian pada masa lalu
seperti California Hot Springs dan Geyser di daerah wisata Napa, Cali-fornia.
Saat ini panas alam bahkan digunakan sebagai pemanas ruangan di kala musim
dingin seperti yang terdapat di San Bernardino, Cali-fornia Selatan. Hal yang
sama juga dapat kita temui di Islandia (country of Iceland) dimana
gedung-gedung dan kolam renang dipanaskan dengan air panas alam (hot spring)
yang kadang kala disebut dengan geothermal hot water.
Selain
sebagai pemanas, panas bumi ternyata dapat juga mengha-silkan tenaga listrik.
Di atas telah di-sebutkan bahwa air panas alam ter-sebut bila bercampur dengan udara
karena terjadi fraktur atau retakan maka selain air panas akan keluar juga uap
panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi (geothermal) tersebut bisa
dikonversi menjadi ener-gi listrik tentu diperlukan pembangkit (power plants).
Reservoir
panas bumi biasanya diklasifi-kasikan ke dalam dua golongan yaitu yang ber-suhu
rendah (low temperature) dengan suhu <1500 C dan yang bersuhu tinggi (high
tempera-ture) dengan suhu diatas 1500C. Yang paling baik untuk digunakan
sebagai sumber pem-bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kate-gori high
temperature. Namun dengan perkem-bangan teknologi, sumber panas bumi dengan
kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
Pembangkit
(power plants) untuk pembang-kit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi
pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500
C). Banding-kan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu
sekitar 10220 F atau 5500 C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik
geothermal. Keuntungan lainnya ialah bersih dan aman, bahkan geothermal adalah
yang terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara.
Pembangkit
yang digunakan untuk meng-konversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik
secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan
berbasis geothermal, yaitu terdiri dari gene-rator, turbin sebagai penggerak
generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat
tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat
mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash
steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan
pada kondisi yang berbeda-beda.
1.
Dry Steam Power Plants
Pembangkit
tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam)
lang-sung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja
menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan
kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini
per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih
berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan
seperti yang ada di Geysers, California Utara.
2.
Flash Steam Power Plants
Panas
bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750
C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida
panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah
sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash
inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian
menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai ma-suk kembali ke
reservoir melalui injection well. Con-toh dari Flash Steam Power Plants adalah
Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field,
California, USA.
3.
Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP
menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry
steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari
sumur pro-duksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi
digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan working fluid pada heat
exchanger. Working fluid kemu-dian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa
flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar
turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-tor untuk menghasilkan sumber daya
listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut
sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya
merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan
dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu ren-dah yaitu 90-1750C. Contoh
pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal
Power Plants di Casa Di-ablo geothermal field, USA. Diper-kirakan pembangkit
listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.
Masa
Depan Listrik PanasBumi
Meningkatnya
kebutuhan energi dunia ditambah lagi dengan se-makin tingginya kesadaran akan
kebersihan dan keselamatan lingkungan, maka panas bumi (geothermal) akan
mempunyai masa depan yang cerah. Program EGS (enhanced geothermal systems) yang
dilakukan Amerika Serikat misalnya, adalah suatu program besar-besaran untuk
menjadikan geothermal sebagai salah satu primadona pembangkit listrik pada 2050
yang akan datang.
Indonesia
sendiri sebetulnya sangat ber-peluang untuk melakukan pemanfaatan geo-thermal
sebagai pembangkit listrik, bahkan berpotensi sebagai negara pengekspor listrik
bila ditangani secara serius. Hal ini tidak berlebihan, mengingat banyaknya
sumber geothermal yang sudah siap diekploitasi di sepanjang Sumatra, Jawa, dan
Sulawesi. Untuk mempermudah pelaksanaannya tidak ada sa-lahnya bila kita
bekerja sama dengan negara maju asalkan kepentingan kita yang lebih dominan.
Misalnya kita bekerja sama dengan US Department of Energy (DOE) untuk men-dapat
berbagai hasil riset mereka dalam EGS.• (Gilbert Hutauruk – SBTI-Direktorat
Umum & SDM).
2.9 Manfaat
Geothermal
1.
Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi
gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit
listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75
persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
2. Salah
satu limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional PLTPB CGI adalah drill
cutting dari kegiatan pengeboran (drilling). Limbah drill cutting dapat dimanfaatkan
sebagai pengganti agregat halus untuk konstruksi beton ringan. Untuk itu,
perusahaan melakukan kajian guna memastikan pemanfaatan drill cutting tersebut
tidak akan merusak kualitas lingkungan. Limbah drill cutting dapat dimanfaatkan
untuk saluran drainase, blok beton, dan batako. Produk tersebut dipilih karena
telah mengalami proses solidifikasi sehingga aman lingkungan. Komposisi
campuran untuk memperoleh produk yang memenuhi SNI juga telah diupayakan.
Permasalahan
dengan pembuatan PLTPB ini adalah anatar lain :
1.
Panas bumi yang dapat dieksploitasi sangat jauh didalam perut bumi. Untungnya
dibeberapa negara terdapat retakan-retakan sehingga panas bumi relatif rendah.
Indonesia ternyata juga termasuk dalam daerah lingkaran gunung berapi sehingga
letak panas bumi lebih rendah dari yang lain.
2.
Untuk mencapai pnas bumi yang dapat dieksploitasi diperlukan pengeboran pada
suhu tinggi dan biasanya batuan keras.
3.
Air panas dari geothermal kadang kadang bisa habis karena dieksploitasi. Ada
pengalaman dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, ternyata setelah
beroparasi beberapa tahun ternyata uap air tidak ada lagi. Berdasarkan
penelitian ternyata air di perut bumi di sekitar daerah tersebut telah habis
sehingga tidak bisa menghasilkan uap. Solusi dari hal itu adalah dengan cara
mengebor dan memasukkan air ke perut bumi sehingga proses penguapan akan
berlanjut lagi.
BABIII PENUTUP
3.1
Kesimpulan
geothermal adalah sumber energi
panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral
ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam
suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannyan diperlukan proses
penambangan. Adapun manfaat Geothermal baik secara langsung maupun tidak
langsung, Pada metode 'pemanfaatan langsung' aplikasinya beragam dan tidak
dibutuhkan panas yang terlalu tinggi. Untuk pola semacam ini, yang banyak
diterapkan di negara-negara dengan cadangan sumber panas bumi aktif, energi
diambil kemudian dimanfaatkan dalam industri pertanian menghangatkan rumah kaca
atau mengeringkan hasil panen atau memelihara ikan, keran dan juga
tumbuh-tumbuhan di sektor budidaya perikanan. Panas bumi dapat pula
dimanfaatkan untuk proses pemanasan dan pendinginan ruangan. Kalangan industri
menggunakannya antara lain dalam proses pengeringan beton dan pasteurisasi
susu. Sedang cara 'tidak langsung' pemanfaatan energi panas bumi. Energi
biasanya diubah dulu menjadi tenaga listrik, dan prosesnya mengandalkan panas
dari sumber yang ada di bawah permukaan bumi pada kedalaman 3 hingga 5 km.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah
ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya atau masih jauh dari
kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh karena itu kritik dan saran baik
itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan mahasiswa/i yang bersifat konstruktif
sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.geosemangat.blogspot.com/manfaat
panas bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar