LAPORAN
PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH
ANALISIS
KERAPATAN BUTIR TANAH
Disusun
Oleh :
Irna
Nur Fita Sari
3201414025
Pendidikan
Geografi
JURUSAN
GEOGRAFI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
A.
JUDUL
ANALISIS
KERAPATAN BUTIR TANAH
B.
TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian dari kerapatan butir tanah
2. Mahasiswa
dapat mengetahui cara menentukan kerapatan tanah
3. Mahasiswa
dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan butir tanah
C.
ALAT DAN BAHAN
-
Alat:
1. Picknometer
2. Gelas
ukur
3. Corong
kaca
4. Timbangan
analisis digital
5. Tissu
6. Teremometer
batang
7. Pipet
8. Cawan
poselin+penumbuk
9. Alkohol
10. Ayakan
11. Cawan
sampel
12. Alat
tulis
13. Penggaris
14. Kalkulator
-
Bahan:
1. Sampel
tanah
2. Kertas
folio
3. Cover
praktikum
D.
DASAR TEORI
Bobot isi tanah ( Bulk Density ) adalah ukuran pengepakan
atau kompresi partikel – partikel tanah ( pasir, debu dan liat). Bobot isi
tanah bervariasi yang bergantung pada keretakan partikel-partikel tanah itu. Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh butiran
tanah padat. Jadi tanah yang lepas dan bergumpal akan mempunyai berat persatuan
volume rendah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya (Foth, 1982).
Massa jenis
padatan tanah adalah perbandingan antara massa kepadatan terhadap volume
padatannya sendiri. Pengukuran dilakukan selama 24 jam dengan suhu mutlak 105oC
atau antara 100 -110oC. Persyaratan suhu dan waktu serta kadar air
tanah dinggap nol dan mutlak tidak akan berubah. Bulk density
pada lapisan A tanah-tanah mineral umumnya berkisar antara 1,2 – 1,6 gram/cm3.
Tanah organik mempunyai Bulk density yang rendah hanya dapat mencapai 0,1
gram/cm3 pada bahan organiknya. Bulk density penting bagi kebutuhan
pupuk atau pada tiap hektar tanah yang
dipengaruhi tanah perhektar. Kerapatan
massa pada berbagai horizon pada tanah lempung memperlihatkan bahwa horizon C
(bahan induk) merupakan lapisan terpadat mempunyai kerapatan massa 1,7 gram/cm3.
pembentukan struktur selama perkembangan tanah menyebabkan horizon-horizon
dibagian atas mempunyai kerapatan massa lebih rendah dibandingkan bahan induk
aslinya (Foth, H.D, 1989).
Bulk density atau kerapatan tanah
menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume bawah termasuk
volume pori-pori tanah. Makin padat suatu tanah, maka semakin tinggi Bulk
density yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar
tanaman (Hardjowigeno, 2003).
Untuk tanah berstruktur halus mempunyai porositas
tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan
organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan
dari pada mineral dan bahan organik memperbesar porositas (Brady, 1982).
Timbulnya
proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini
mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri.
Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan
tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah
organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya Bulk
Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik
memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada
mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang
bertekstur halus mempunyai berat isi yang lebih rendah daripada tanah berpasir
(Buckman, 1982).
E.
LANGKAH KERJA
1. Mengambil Contoh tanah dari pengamatan profil yaitu contoh tanah utuh yang
diambil dengan ring sampel, memasukkan ke dalam oven selama 2 hari sebelum
praktikum.
2. Setelah diovenkan, contoh tanah tadi dimasukkan dalam desikator untuk
keluarkan tanahnya kemudian timbang ring sampelnya.
3. Menghitung bulk densitynya dengan persamaan:
F. PEMBAHASAN
I a. Tabel analisis kerapatan butir tanah
no
|
lokasi
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Ti 0C
|
T2 0C
|
1.
|
pakintelan
|
15,53
|
40,63
|
20,75
|
42,82
|
300
|
300
|
b. Rumus
BD : BTKM (gr/cm3)
VTKM
BTKM : c-a x 100 (gr)
100+KA
VTKM : b-a – d-a (cm3)
BD1 BD2
Keterangan: BD1 : Berat
jenis dari T1 (air)
BD2 : berat jenis dari T2
(air+tanah)
KA : kadar air
BTKM: berat tanah kering mutlak
VTKM : volume tanah kering mutlak
c. perhitungan
- BTKM : (20,75-15,53) x
100/100+6,23
: 5,22 x
100/106,23
:4,91 gr
- VTKM
: 40,63 – 15,53/0,826 – 42,82-20,75/0,826
: 30,38 – 26,71
:3,67 cm3
- BD :
4,91/3,67
: 1,33 gr/cm
II.
Analisis
Berdasarkan
hasil praktikum tentang kerapatan butir tanah diperoleh hasil bahwa bulk
density pada tanah Pakintelan adalah 1,33 gr/cm3, nilai ini
menunjukkan bahwa tanah ini mempeunyai kerapatan rendah/kering. Bulk
density/kerapatan massa tanah mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti
porositas, kekuatan, daya dkung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll.
Sifat
fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai
keadaan. Nilai bulk density tanah mineral berkisar kurang lebih 1,6 gr/cm3,
sedangkan tanah organik umumnya memliki nilai bulk density antara 0,1 kurang
lebih 0,9 gr/cm3.Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya
lapisan pada tanah, pegolahan tanah, kandungan bahan organik, dan mineral.
Bahan
organik lebih ringan daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan
memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan lebih rendah bahan organik
penyusun tinggi. Karena bahan organik dapat memperkecil berat tanah dan dapat
memperbesar porositas tanah erta memiliki berat yang kecil dibanding dengan
bahan mineral. Karena dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk
pertanian, sebab bulk density yang kecil bahan organik yang dikandungnya akan
semakin besar sehingga akan menyebabkan airasi dalam tanah tersebut menjadi
lebih baik.Tanah yang memeiliki bulks density tinggi/besar mempunyai bahan
mineral yang banyak, namun porositas rendah karena semakin tinggi nilai bulk
density maka porositas akan berkurang.
Faktor-faktor
yang memepengaruhi bulk density. Nilai dari berat volume bulk density
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, kandungan bahan organik tanah,
porositas dan kepadatan tanah. Adapun faktor lain yang mempengaruhi bulk
density yaitu kandungan kadar air apabila suatu daerah dipastikan rendah
menyatakan bahwa bulk density dan kadar air berbanding terbalik, hal ini
dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak sehingga tanah akan
susah memadat dikarenakan didalam agregat tanah banyak menyimpan air. Kadar air
erat hubungannya dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka
tanah ini memliki kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang
bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air yang lambat, sehingga air akan
tersimpan didalam agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki bahan organik.
Pengaruh
bulk density terhadap produktifitas tanaman pertanian. Usaha untuk dapat
meningkatkan porositas diantarnya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik
pupuk organik maupun anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat
sifat tanah seperti sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Jika tekstur
tanahnya liat maka permeabilitas akan rendah karena pori pori tanah menjadi
kecil dan dapat menahan air sehingga sulit untuk dapat melewatkan air dan
udara. Kemudian hubungannya dengan BD yang menunjukan kepadatan tanah, makin
padat ta nah maka BD semakin tinggi tetapi permeabilitas tanah menjadi rendah.
Jenis
tanaman yang cocok ditanam ditanah yang bulk densitynya rendah adalah:
1. Ubi
ubian
2. Jagung
3. Kacang
kacangan
Dampak
dari rendahnya kandungan bahan organik antar lain, tanah menjadi keras dan liat
sehingga sulit di olah. Bahan organik lebih ringan daripada bahan mineral.
Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan
lebih rendah dan bahan organik penyusun tanah tinggi karena organik dapat
memperkecil berat (S) tanah dan dapat memperbesar porositas tanah serta
memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral.
Tanah
dengan nilai BD yang kecil baik untuk lahan pertanian sebab BD yang kecil bahan
organik yang dikandungnya akan semakin besar sehingga akan menyebabkan airsasi
dalam tanah tersebut menjadi lebih baik. Pengambilan sampe tanah tidak boleh
merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat mempengaruhi
jumlah pori pori tanah, demikian pula berat satuan volume. Kerapatan volume
dapat pula ditetapkan dengan satuan lain. Misalnya pont/ft jika ditetapkan
dalam gr/cm maka BD lapisan olah berstruktur halus biasnya berkisar antara 1,0
– 1,3. Sedangkan jika tekstur tanah kasar maka kisaran itu selalu di antara 1,3
– 1,8. Tanah tanah organik memiliki nilai BD yang rendah dibandingkan tanah
mineral. Bergantung dari sifat sifat bahan organik yang menyesun tanah organik
itu dan kandungan air pada saat pengambilan contoh maka biasanya BD itu
berkisar antara 0,2 – 0,6 gr/cm3.
G.
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum tentang analisis kerapatan butir tanah (BD) dapat disimpulkan
bahwa kerapatan butir tanah adalah berat butir butir pada tanah yang terkandung
didalam tanah. Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan tanah Pakinetlan
mendapatkan hasil sebesar 1.33 gr/cm3, nilai ini menunjukkan bhwa
tanah ini mempunyai kerapatn rendah/kering.
Nilai
BD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya padatan tanah, pori pori tanah,
struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik serta pengolahan tanah. Tanah
yang memiliki kerapatan butir tanah yang rendah lebih cocok ditanami tumbuhan
seperti ubi ubian, kacang kacangan dan jagung.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjowigeno,
sarwono.1989.Ilmu Tanah.Jakarta:PT
Mediyatama Sarana Prakasa
Suharini,
erni,dkk.2013.Buku Petunjuk Praktikum
Geografi Tanah. Semarang:Laboratorium Geografi Jurusan Geografi UNNES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar