Salam Konservasi

Salam Konservasi

Selasa, 01 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KERAPATAN BUTIR TANAH



LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH
ANALISIS KERAPATAN BUTIR TANAH
Disusun Oleh :
Irna Nur Fita Sari
3201414025
Pendidikan Geografi




JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015


A.    JUDUL
ANALISIS KERAPATAN BUTIR TANAH

B.     TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kerapatan butir tanah
2.      Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kerapatan tanah
3.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan butir tanah

C.     ALAT DAN BAHAN
-          Alat:
1.      Picknometer
2.      Gelas ukur
3.      Corong kaca
4.      Timbangan analisis digital
5.      Tissu
6.      Teremometer batang
7.      Pipet
8.      Cawan poselin+penumbuk
9.      Alkohol
10.  Ayakan
11.  Cawan sampel
12.  Alat tulis
13.  Penggaris
14.  Kalkulator
-          Bahan:
1.      Sampel tanah
2.      Kertas folio
3.      Cover praktikum

D.    DASAR TEORI
Bobot isi tanah ( Bulk Density ) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel – partikel tanah ( pasir, debu dan liat). Bobot isi tanah bervariasi yang bergantung pada keretakan partikel-partikel tanah itu. Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh butiran tanah padat. Jadi tanah yang lepas dan bergumpal akan mempunyai berat persatuan volume rendah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya (Foth, 1982).
Massa jenis padatan tanah adalah perbandingan antara massa kepadatan terhadap volume padatannya sendiri. Pengukuran dilakukan selama 24 jam dengan suhu mutlak 105oC atau antara 100 -110oC. Persyaratan suhu dan waktu serta kadar air tanah dinggap nol dan mutlak tidak akan berubah. Bulk density pada lapisan A tanah-tanah mineral umumnya berkisar antara 1,2 – 1,6 gram/cm3. Tanah organik mempunyai Bulk density yang rendah hanya dapat mencapai 0,1 gram/cm3 pada bahan organiknya. Bulk density penting bagi kebutuhan pupuk atau pada tiap hektar  tanah yang dipengaruhi tanah perhektar. Kerapatan massa pada berbagai horizon pada tanah lempung memperlihatkan bahwa horizon C (bahan induk) merupakan lapisan terpadat mempunyai kerapatan massa 1,7 gram/cm3. pembentukan struktur selama perkembangan tanah menyebabkan horizon-horizon dibagian atas mempunyai kerapatan massa lebih rendah dibandingkan bahan induk aslinya (Foth, H.D, 1989).
Bulk density atau kerapatan tanah menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume bawah termasuk volume pori-pori tanah. Makin padat suatu tanah, maka semakin tinggi Bulk density yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003).
Untuk tanah   berstruktur  halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik memperbesar porositas (Brady, 1982).
Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang bertekstur halus mempunyai berat isi yang lebih rendah daripada tanah berpasir (Buckman, 1982).

E.     LANGKAH KERJA
1.     Mengambil Contoh tanah dari pengamatan profil yaitu contoh tanah utuh yang diambil dengan ring sampel, memasukkan ke dalam oven selama 2 hari sebelum praktikum.
2.     Setelah diovenkan, contoh tanah tadi dimasukkan dalam desikator untuk keluarkan tanahnya kemudian timbang ring sampelnya.
3.      Menghitung bulk densitynya dengan persamaan:
F.      PEMBAHASAN
 I a. Tabel analisis kerapatan butir tanah
no
lokasi
A
B
C
D
Ti 0C
T2 0C
1.
pakintelan
15,53
40,63
20,75
42,82
300
300

b. Rumus
BD : BTKM (gr/cm3)
        VTKM
BTKM : c-a x 100 (gr)
    100+KA
VTKM : b-a d-a (cm3)
              BD1    BD2

Keterangan: BD1 : Berat jenis dari T1 (air)
     BD2 : berat jenis dari T2 (air+tanah)
     KA : kadar air
     BTKM: berat tanah kering mutlak
     VTKM : volume tanah kering mutlak
c. perhitungan
- BTKM : (20,75-15,53) x 100/100+6,23
: 5,22 x 100/106,23
:4,91 gr
-  VTKM : 40,63 – 15,53/0,826 – 42,82-20,75/0,826
: 30,38 – 26,71
:3,67 cm3
-  BD      : 4,91/3,67
    : 1,33 gr/cm
II. Analisis
Berdasarkan hasil praktikum tentang kerapatan butir tanah diperoleh hasil bahwa bulk density pada tanah Pakintelan adalah 1,33 gr/cm3, nilai ini menunjukkan bahwa tanah ini mempeunyai kerapatan rendah/kering. Bulk density/kerapatan massa tanah mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dkung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll.
Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Nilai bulk density tanah mineral berkisar kurang lebih 1,6 gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memliki nilai bulk density antara 0,1 kurang lebih 0,9 gr/cm3.Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pegolahan tanah, kandungan bahan organik, dan mineral.
Bahan organik lebih ringan daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan lebih rendah bahan organik penyusun tinggi. Karena bahan organik dapat memperkecil berat tanah dan dapat memperbesar porositas tanah erta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral. Karena dengan nilai bulk density yang kecil baik untuk pertanian, sebab bulk density yang kecil bahan organik yang dikandungnya akan semakin besar sehingga akan menyebabkan airasi dalam tanah tersebut menjadi lebih baik.Tanah yang memeiliki bulks density tinggi/besar mempunyai bahan mineral yang banyak, namun porositas rendah karena semakin tinggi nilai bulk density maka porositas akan berkurang.
Faktor-faktor yang memepengaruhi bulk density. Nilai dari berat volume bulk density dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Adapun faktor lain yang mempengaruhi bulk density yaitu kandungan kadar air apabila suatu daerah dipastikan rendah menyatakan bahwa bulk density dan kadar air berbanding terbalik, hal ini dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah memadat dikarenakan didalam agregat tanah banyak menyimpan air. Kadar air erat hubungannya dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memliki kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air yang lambat, sehingga air akan tersimpan didalam agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki bahan organik.
Pengaruh bulk density terhadap produktifitas tanaman pertanian. Usaha untuk dapat meningkatkan porositas diantarnya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat sifat tanah seperti sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Jika tekstur tanahnya liat maka permeabilitas akan rendah karena pori pori tanah menjadi kecil dan dapat menahan air sehingga sulit untuk dapat melewatkan air dan udara. Kemudian hubungannya dengan BD yang menunjukan kepadatan tanah, makin padat ta nah maka BD semakin tinggi tetapi permeabilitas tanah menjadi rendah.
Jenis tanaman yang cocok ditanam ditanah yang bulk densitynya rendah adalah:
1.      Ubi ubian
2.      Jagung
3.      Kacang kacangan
Dampak dari rendahnya kandungan bahan organik antar lain, tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit di olah. Bahan organik lebih ringan daripada bahan mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori tanah. Nilai bulk density akan lebih rendah dan bahan organik penyusun tanah tinggi karena organik dapat memperkecil berat (S) tanah dan dapat memperbesar porositas tanah serta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral.
Tanah dengan nilai BD yang kecil baik untuk lahan pertanian sebab BD yang kecil bahan organik yang dikandungnya akan semakin besar sehingga akan menyebabkan airsasi dalam tanah tersebut menjadi lebih baik. Pengambilan sampe tanah tidak boleh merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat mempengaruhi jumlah pori pori tanah, demikian pula berat satuan volume. Kerapatan volume dapat pula ditetapkan dengan satuan lain. Misalnya pont/ft jika ditetapkan dalam gr/cm maka BD lapisan olah berstruktur halus biasnya berkisar antara 1,0 – 1,3. Sedangkan jika tekstur tanah kasar maka kisaran itu selalu di antara 1,3 – 1,8. Tanah tanah organik memiliki nilai BD yang rendah dibandingkan tanah mineral. Bergantung dari sifat sifat bahan organik yang menyesun tanah organik itu dan kandungan air pada saat pengambilan contoh maka biasanya BD itu berkisar antara 0,2 – 0,6 gr/cm3.
G. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum tentang analisis kerapatan butir tanah (BD) dapat disimpulkan bahwa kerapatan butir tanah adalah berat butir butir pada tanah yang terkandung didalam tanah. Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan tanah Pakinetlan mendapatkan hasil sebesar 1.33 gr/cm3, nilai ini menunjukkan bhwa tanah ini mempunyai kerapatn rendah/kering.
Nilai BD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya padatan tanah, pori pori tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik serta pengolahan tanah. Tanah yang memiliki kerapatan butir tanah yang rendah lebih cocok ditanami tumbuhan seperti ubi ubian, kacang kacangan dan jagung.







DAFTAR PUSTAKA
Harjowigeno, sarwono.1989.Ilmu Tanah.Jakarta:PT Mediyatama Sarana Prakasa
Suharini, erni,dkk.2013.Buku Petunjuk Praktikum Geografi Tanah. Semarang:Laboratorium Geografi Jurusan Geografi UNNES


Tidak ada komentar:

Posting Komentar