Nim : 3201414017
Artikel ini untuk memenuhi tugas TIK
Artikel tentang geografi (Hidrologi)
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti
lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau,
sungai, laut,
lautan, salju
atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran
atau daur ulang air
secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi
pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila
terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan
mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik
air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi
tiga, yaitu siklus
pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
Siklus sedang
Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang
berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang
mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang
mengandung kristal es.
Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju
di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir
dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.
Hidrosfer di muka bumi selanjutnya
akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut. awan
terbentuk karena adanya penguapan.
Perairan di daratan
Perairan di daratan tergolong sebagai
perairan tawar, yaitu semua perairan yang melintasi daratan. Air di daratan
meliputi air tanah dan air permukaan.
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam
tanah. Air tanah berasal dari salju,
hujan atau bentuk curahan lain yang meresap
ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap
air.
Air tanah dangkal
Air
freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
tidak jauh dari permukaan tanah.
Air freatis sangat dipengaruhi oleh
resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang.
Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis
dapat diambil melalui sumur atau mata air.
Air tanah dalam
Air
artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di
antara dua lapisan kedap air.
Lapisan di antara dua lapisan kedap
air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air.
Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air
yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat
diperoleh melalui pengeboran.
Sumur pengeborannya disebut sumur
artesis...
Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang
terdapat di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa.
Sungai
Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui
suatu lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih
rendah (laut, danau
atau sungai lain).
Bagian-bagian sungai
Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu
bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
- Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun.
- Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.
- Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.
Jenis-jenis sungai
Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5,
yaitu sungai
hujan, sungai
gletser, sungai
campuran, sungai permanen
dan sungai periodik.
- Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.
- Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es yang mencair.
- Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang mencair.
- Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.
- Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap.
Hidrologi Adalah suatu ilmu yang mempelajari air dibumi,
kejadian, sirkulasi dan distribusi, sifat-sifat kimia dan fisika dan reaksinya
dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan mahkluk hidup. Domain hidrologi
mencakup seluruh sejarah keberadaan air di bumi. Hidrologi disebut sebagai sain
karena hidrologi ini diturunkan dari ilmu-ilmu dasar seperti matematika,
fisika, meteorologi dan geologi. Hidrologi disebut juga sebagai Profesi
karena seorang ahli hidrologi berusaha mengaplikasikan pengetahuannya untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehingga dengannya akan membuat
hidup manusia menjadi lebih baik. Tugas seorang ahli hidrologi secara praktis
adalah menentukan input air dan bentukan air lainnya kedalam suatu sistem
sumber daya air, seperti sungai, danau atau aquifer dan menelusuri penggerakan
air melewati sistem.
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah prinsip
dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan
sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud
(cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir,
dimana hukum kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi merupakan rangkaian
peristiwa yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke bumi hingga menguap keudara
hingga kemudian jatuh kembali kebumi. Siklusnya tidak berpangkal dan berakhir
dari laut ke atmosfir terus kepermukaan tanah dan kembali kelaut, dalam
pergerakannya untuk sementara air akan tertahan didanau, sungai, tanah, atau
air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh manusia, kemudian kembali keatmosfir.
Presipitasi merupakan semua bentuk
curahan alat atmosfir yang jatuh kepermukaan bumi yang mana terdapat beberapa
bentuk baik cair maupun padat Seperti : curah hujan, sleet, embun, dan salju.
Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh yang ditangkap oleh alat pendeteksi
hujan dalam mm. kedalaman hujan yaitu banyaknya air atau jumlah air yang jatuh
kepermukaan bumi dalam satuan mm. sedangkan intensitas hujan adalah lamanya
curah hujan yang berlangsung pada saat tertentu satuannya mm / (menit atau
jam). Alat penakar hujan ada 3 yaitu : manual, biasa, dan otomatis.
Daur hidrologi, sering juga dipakai
istilah Water Cycle atau Siklus Air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan
mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi
atau dengan arti lain Siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya
air permukan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat
asalnya.
Air naik ke udara dari permukaan
laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air
atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh
radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup
tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi. Uap air berubah jadi embun dan
seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turun ke bawah, ke
daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di
atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Air yang tiba di daratan
kemudain mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut
melengkapi siklus air.
Dalam perjalanannya dari atmosfer ke
luar air mengalami banyak interupsi Sebagian dari air hujan yang turun dari
awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun
tumbuh-tumbuhan (intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang
tiba di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke
dalam tanah (infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.
Sebagian dari air tanah dihisap oleh
tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara (transpiration).
Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan di
kolam, selokan dan sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara
tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya sebagian air
mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut (
surface run off ), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung
di dalam tanah sebagi air tanah yang pada akhirnya ke luar sebagi mata air.
Siklus hidrologi dibedakan ke dalam
tiga jenis yaitu :
1. Siklus Pendek : Air laut menguap
kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus
atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali
berulang.
2. Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.
2. Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.
3. Siklus Panjang : Air laut menguap,
setelah menjadi awan melelui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke
tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di
pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak
gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair
terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :
* Evaporasi ( penguapan dari badan
air secara langsung
* Transpirasi (penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan)
* Respirasi ( pengupan air dari tubuh hewan dan manusia)
* Evapotranspirasi ( perpaduan evaporasi dan transpirasi )
* Kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titikair sebagai hasil pendinginan)
* Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)
* Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap kedalam tanah)
* Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau Groundwater)
* Run off ( air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut)
* Transpirasi (penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan)
* Respirasi ( pengupan air dari tubuh hewan dan manusia)
* Evapotranspirasi ( perpaduan evaporasi dan transpirasi )
* Kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titikair sebagai hasil pendinginan)
* Presipitasi (segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju)
* Infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap kedalam tanah)
* Perkolasi (air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau Groundwater)
* Run off ( air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut)
Pengertian Atmosfer
Selubung gas yang disebut atmosfer
menutupi bumi. Atmosfer melindungi kita dari berbagai pengaruh ruang angkasa
yang ekstrem, menjaga suhu lingkungan tetap hangat, dan mengatur daur cuaca.
Menurut wikipedia pengertian Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan
planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat
dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari
atas permukaan Bumi.
Tanpa atmosfer,
makhluk hidup tidak akan mampu bertahan. Mereka akan segera binasa karena
selalu dihujani oleh radiasi matahari dan kosmis, dibom oleh meteor-meteor
tanpa henti, dan terpapar suhu lingkungan yang ekstrem. Atmosfer melindungi
makhluk hidup dari beraneka ancaman mematikan tersebut. Atmosfer melingkupi
bumi dengan lapisan pengaman berisikan campuran gas, uap air, dan
partikel-partikel lain hingga setebal 300 km.
Gaya gravitasi menahan atmosfer agar tidak terlepas ke ruang angkasa. Atmosfer di dekat permukaan bumi berkerapatan tinggi. Makin tinggi suatu tempat, makin renggang atmosfernya. Di area atmosfer lapis bawah, angin dan badai menyebarkan panas yang diterima dari matahari. Di lapisan-lapisan yang lebih tinggi, molekul-molekul penyusun atmosfer bertumbukan dengan meteor dan radiasi yang datang dari ruang angkasa.
Gaya gravitasi menahan atmosfer agar tidak terlepas ke ruang angkasa. Atmosfer di dekat permukaan bumi berkerapatan tinggi. Makin tinggi suatu tempat, makin renggang atmosfernya. Di area atmosfer lapis bawah, angin dan badai menyebarkan panas yang diterima dari matahari. Di lapisan-lapisan yang lebih tinggi, molekul-molekul penyusun atmosfer bertumbukan dengan meteor dan radiasi yang datang dari ruang angkasa.
SEJARAH SINGKAT
Selama beberapa miliar tahun pertama kehidupan di bumi, kondisi atmosfer masih sangat berlainan dari yang kita rasakan sekarang ini. Awalnya, atmosfer terdiri dari campuran nitrogen, karbon dioksida, dan uap air. Karbon dioksida dikenal sebagai gas rumah kaca, yang dapat memerangkap panas matahari di atmosfer bumi. Panas matahari dapat masuk ke dalam atmosfer, tetapi sulit terlepas keluar. Karbon dioksida berperan sebagai selimut yang menjaga ‘si orok’bumi tetap dalam keadaan hangat. Ketika makhluk hidup pertama berevolusi, mereka mulai memanfaatkan karbon dioksida dari atmosfer. Ketika pengaruh cahaya matahari kian menguat, keseimbangan pun tercapai. Pada masa itu makhluk hidup mulai melepaskan gas baru, yaitu oksigen. Ini berarti bahwa jenis-jenis hewan akan dapat bertahan hidup dengan menghirup oksigen. Mula-mula mereka menghirup oksigen lewat insang, kemudian dengan paru-paru. Kurang lebih sejak semiliar tahun silam, konsentrasi oksigen di dalam atmosfer telah cukup stabil.
Selama beberapa miliar tahun pertama kehidupan di bumi, kondisi atmosfer masih sangat berlainan dari yang kita rasakan sekarang ini. Awalnya, atmosfer terdiri dari campuran nitrogen, karbon dioksida, dan uap air. Karbon dioksida dikenal sebagai gas rumah kaca, yang dapat memerangkap panas matahari di atmosfer bumi. Panas matahari dapat masuk ke dalam atmosfer, tetapi sulit terlepas keluar. Karbon dioksida berperan sebagai selimut yang menjaga ‘si orok’bumi tetap dalam keadaan hangat. Ketika makhluk hidup pertama berevolusi, mereka mulai memanfaatkan karbon dioksida dari atmosfer. Ketika pengaruh cahaya matahari kian menguat, keseimbangan pun tercapai. Pada masa itu makhluk hidup mulai melepaskan gas baru, yaitu oksigen. Ini berarti bahwa jenis-jenis hewan akan dapat bertahan hidup dengan menghirup oksigen. Mula-mula mereka menghirup oksigen lewat insang, kemudian dengan paru-paru. Kurang lebih sejak semiliar tahun silam, konsentrasi oksigen di dalam atmosfer telah cukup stabil.
LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER
Batas antarlapisan di dalam atmosfer tidaklah jelas. Salah satu satelit ruang angkasa beredar pada jarak lebih dari 300 kilometer di atas permukaan bumi. Pada posisi tersebut masih ada atmosfer, walaupun sangat renggang sehingga hampir mendekati kondisi hampa udara. Kawasan ini dinamakan termosfer, di mana atom-atomnya panas (sampai 2.000 derajat Celcius), tetapi sangat renggang sehingga tidak akan membakar badan kita. Lapisan termosfer mencapai ketinggian hingga 80 kilometer di atas permukaan bumi. Di sinilah terdapat lapisan lain, yaitu mesosfer. Atom-atom pada lapisan mesosfer terionisasi, yaitu kehilangan banyak elektron. Atom-atom mesosfer mampu memantulkan pancaran radio gelombang pendek. Area ini sering dinamakan ionosfer, dan sangat penting untuk jaringan komunikasi radio global. Lapisan berikutnya adalah stratosfer, mencapai ketinggian hingga 15 kilometer di atas permukaan bumi. Lapisan ini bersuhu lebih dingin dan ditempati oleh lapisan ozon, sebuah lapisan yang berperan sebagai tirai pelindung radiasi ultraviolet yang berbahaya dari matahari. Kini kondisi lapisan ozon sungguh memprihatinkan, karena dirusak oleh bahan-bahan kimia yang dilepaskan dari berbagai aktivitas manusia. Letusan gunung api yang dahsyat dapat menghamburkan debu dan gas asam hingga ke lapisan stratosfer. Troposfer adalah lapisan atmosfer terdekat ke permukaan bumi, terhitung hingga ketinggian 15 kilometer dan memuat 80 persen dari seluruh massa atmosfer. Cuaca dunia mutlak dipengaruhi oleh lapisan troposfer.
Batas antarlapisan di dalam atmosfer tidaklah jelas. Salah satu satelit ruang angkasa beredar pada jarak lebih dari 300 kilometer di atas permukaan bumi. Pada posisi tersebut masih ada atmosfer, walaupun sangat renggang sehingga hampir mendekati kondisi hampa udara. Kawasan ini dinamakan termosfer, di mana atom-atomnya panas (sampai 2.000 derajat Celcius), tetapi sangat renggang sehingga tidak akan membakar badan kita. Lapisan termosfer mencapai ketinggian hingga 80 kilometer di atas permukaan bumi. Di sinilah terdapat lapisan lain, yaitu mesosfer. Atom-atom pada lapisan mesosfer terionisasi, yaitu kehilangan banyak elektron. Atom-atom mesosfer mampu memantulkan pancaran radio gelombang pendek. Area ini sering dinamakan ionosfer, dan sangat penting untuk jaringan komunikasi radio global. Lapisan berikutnya adalah stratosfer, mencapai ketinggian hingga 15 kilometer di atas permukaan bumi. Lapisan ini bersuhu lebih dingin dan ditempati oleh lapisan ozon, sebuah lapisan yang berperan sebagai tirai pelindung radiasi ultraviolet yang berbahaya dari matahari. Kini kondisi lapisan ozon sungguh memprihatinkan, karena dirusak oleh bahan-bahan kimia yang dilepaskan dari berbagai aktivitas manusia. Letusan gunung api yang dahsyat dapat menghamburkan debu dan gas asam hingga ke lapisan stratosfer. Troposfer adalah lapisan atmosfer terdekat ke permukaan bumi, terhitung hingga ketinggian 15 kilometer dan memuat 80 persen dari seluruh massa atmosfer. Cuaca dunia mutlak dipengaruhi oleh lapisan troposfer.
KESEIMBANGAN YANG PENTING
Atmosfer berada dalam kondisi keseimbangan dinamis yang sangat rawan. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap karbon dioksida dan melepas oksigen. Sebaliknya, hewan menyerap oksigen dalam proses yang disebut pernapasan, dan mengembalikan karbon dioksida dan gas-gas lain seperti metana ke atmosfer. Dewasa ini aktivitas manusia telah mengalihkan sejumlah besar karbon yang semula tersimpan di dalam batuan ke dalam atmosfer. Proses ini menyebabkan iklim dunia menghangat. Sementara itu, akibat aktivitas manusia, lapisan ozon juga menipis dengan cepat. Ini membuka jalan bagi radiasi matahari yang berbahaya untuk mencapai permukaan bumi. Jika kita terus-menerus mengganggu keseimbangan atmosfer, maka planet bumi tempat kita hidup sekarang mungkin tidak akan nyaman lagi untuk didiami di masa yang akan datang.
Atmosfer berada dalam kondisi keseimbangan dinamis yang sangat rawan. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap karbon dioksida dan melepas oksigen. Sebaliknya, hewan menyerap oksigen dalam proses yang disebut pernapasan, dan mengembalikan karbon dioksida dan gas-gas lain seperti metana ke atmosfer. Dewasa ini aktivitas manusia telah mengalihkan sejumlah besar karbon yang semula tersimpan di dalam batuan ke dalam atmosfer. Proses ini menyebabkan iklim dunia menghangat. Sementara itu, akibat aktivitas manusia, lapisan ozon juga menipis dengan cepat. Ini membuka jalan bagi radiasi matahari yang berbahaya untuk mencapai permukaan bumi. Jika kita terus-menerus mengganggu keseimbangan atmosfer, maka planet bumi tempat kita hidup sekarang mungkin tidak akan nyaman lagi untuk didiami di masa yang akan datang.
Pengertian Ekosistem
Beberapa saat yang lalu telah
membahas artikel tentang pengertian rantai makanan, pada artikel ini
masih akan membahas artikel yang berkaitan dengan rantai makanan, yaitu tentang
pengertiam Ekosistem, susunan ekosistem dan macam ekosistem. Pada artikel
sebelumnya memang juga disinggung tentang ekosistem hanya saja pada artikel
tersebut penjelasan tentang pengertian ekosistem kurh ang detail karena
berfokus pada rantai makanan.
Pengertian ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati
dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada
bermacam-macam ekosistem.
Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan
dan fungsinya tersusu dari beberapa komponen sebagai berikut :
a. Komponen autotrof
autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan makan“
pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti “menyediakan makan“
pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti makanan).
Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang berarti makanan).
Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang
dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai
45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah
(bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan
kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah
tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan
200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar
25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana
(rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi
sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan
perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air
dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi,
organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen),
yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada
substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. perhatikan gambar di bawah ini
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. perhatikan gambar di bawah ini
Ekosistem air tawar digolongkan
menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau
dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang
menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter
persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan
hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar
termasuk Rotifera dan udang- udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar,
kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan
produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang
menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan
endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya
dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya
danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan
populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut
“eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan
menguranginilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda
dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan
komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar,
sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga
berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai
Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai
besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis,
dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan
tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh
tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup
di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
c. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di
bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut
merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan
banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air
bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya
rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem
air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya
secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut
dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat
rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air
laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui
insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh
siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya
terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang
tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon
laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut,
bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat
air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan
serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut
dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak
terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera,
Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan
tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun
substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata,
mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan
ikan karnivora.
Pengertian Iklim
Pada umumnya orang sering menyatakan
kondisi iklim sama saja dengan kondisi cuaca, padahal kedua istilah tersebut
adalah suatu kondisi yang tidak sama.
Beberapa definisi cuaca adalah :
- Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979).
- Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).
- Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun) (Gibbs, 1987).
Ilmu yang mempelajari seluk beluk
tentang cuaca disebut meteorologi.
Sedangkan iklim didefinisikan
sebagai berikut :
- Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
- Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
- Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987).
Ilmu yang mempelajari seluk beluk
tentang iklim disebut klimatologi.
Adapun definisi perubahan iklim
adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi
curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia
(Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya
sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan
perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca
pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global
adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC
(2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi
iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk
jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga
diperjelas bahwa perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada
kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer
dan tata guna lahan.
Istilah perubahan iklim sering
digunakan secara tertukar dengan istilah ’pemanasan global’, padahal fenomena
pemanasan global hanya merupakan bagian dari perubahan iklim, karena parameter
iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada parameter lain yang terkait
seperti presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan
global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan
permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola
iklim global. Pemanasan global terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi
Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Naiknya intensitas efek rumah kaca yang
terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar
infra merah yang dipancarkan oleh bumi menjadikan perubahan iklim global
(Budianto, 2000).
Meskipun pemanasan global hanya
merupakan 1 bagian dalam fenomena perubahan iklim, namun pemanasan global
menjadi hal yang penting untuk dikaji. Hal tersebut karena perubahan temperatur
akan memperikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas manusia. Perubahan
temperatur bumi dapat mengubah kondisi lingkungan yang pada tahap selanjutkan
akan berdampak pada tempat dimana kita dapat hidup, apa tumbuhan yang kita
makan dapat tumbuh, bagaimana dan dimana kita dapat menanam bahan makanan, dan
organisme apa yang dapat mengancam. Ini artinya bahwa pemanasan global akan
mengancam kehidupan manusia secara menyeluruh.
Studi perubahan iklim melibatkan
analisis iklim masa lalu, kondisi iklim saat ini, dan estimasi kemungkinan
iklim di masa yang akan datang (beberapa dekade atau abad ke depan). Hal ini
tidak terlepas juga dari interaksi dinamis antara sejumlah komponen sistem
iklim seperti atmosfer, hidrofer (terutama lautan dan sungai), kriosfer,
terestrial dan biosfer, dan pedosfer. Dengan demikian, dalam studi-studi
mengenai perubahan iklim dibutuhkan penilaian yang terintegrasi terhadap sistem
iklim atau sistem bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar