Pengalaman
yang Paling Berharga
By
: Sri Dewi Astutik
Pendidikan Geografi UNNES 2014
Ini
adalah salah satu pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya. Pengalaman
ini mungkin saja tidak akan saya dapat ketika saya tidak kuliah. Melalui pengalaman
ini, saya bisa lebih mensyukuri nikmat yang telah ALLAH ciptakan. Karya ALLAH
yang begitu mempesona ini membuatku ingin terus berjelajah dari tempat yang
satu ketempat yang lain.
Mungkin
kalian akan bertanya-tanya, mengenai sebenarnya apa sih yang sedang saya
bicarakan???
Oke,
saya akan memulai mengenai pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya.
Pengalaman ini bermula saat saya diajak teman saya. Dia tahu kalau saya sangat
ingin melakukan hal itu, jadinya dia mengajak saya untuk mengikuti acara yang
diadakan oleh anak-anak POLINES. Acara tersebut adalah sebuah acara yang
benar-benar berhubungan dengan alam. Kira-kira apa ya??
Muncak
adalah salah satu pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya, dimana
dengan kegiatan muncak ini, saya bisa lebih dekat dengan alam dan lebih bisa
mensyukuri nikmat serta karunia yang telah ALLAH ciptakan untuk umat-Nya.
Pengalaman
muncak ini adalah pengalaman yang pertama kali saya lakukan. Saya
berterimakasih sekali kepada teman saya Ainun Hingis yang telah mengajak saya
berpetualang melihat indahnya panorama alam yang benar-benar membuat saya sangat
terpesona. Muncak di gunung Sumbing tepatnya, yang mana gunung tertinggi ke-2
di Jawa Tengah setelah gunung Slamet. Gunung ini memiliki ketinggian 3.371 mdpl
atau 11.060 kaki. Gunung ini terletak diantara kabupaten Magelang, Temanggung,
dan Wonosobo.
Saat
pertama kali saya akan melakukan pendakian ini, saya merasa sangat senang,
karena ini adalah pendakian pertama saya ke gunung tertinggi ke-2 di Jawa Tengah
dan saya akan melihat keindahan alam yang sesungguhnya. Sebelumnya saya tidak
tahu apa saja yang harus dipersiapkan saat melakukan pendakian, dan akhirnya
saya tanya-tanya sama Ainun. Tiba saatnya pendakian ke gunung Sumbing. Saat
saya melangkah pertama kali ke kawasan tersebut, saya terkejut oleh medan yang
akan saya lalui, uhh medannya sangat sulit, tapi karena keinginan saya yang
besar untuk melihat karya yang akan disuguhkan oleh ALLAH, jadinya saya
semangat dalam melakukan pendakian ini.
Perjalanan
ke gunung Sumbing telah dimulai, ini adalah langkah awal saya untuk menuju ke puncak
Sumbing. Tepatnya pukul 00.30 wib, perjalanan menuju puncak dimulai. Dalam
perjalanan menuju ke puncak, sering kali saya dengan rombongan saya break
sejenak untuk melepas rasa capek terutama dibagian pundak karena terbebani oleh
bekal-bekal yang saya bawa. Selanjutnya saya beserta rombogan melakukan
perjalanan kembali untuk menuju puncak Sumbing. Setelah lama kita berjalan,
akhirnya saya dan rombongan memutuskan untuk beristirahat (tidur) didalam
hutan, dan setelah subuh kita melanjutkan perjalanan kembali.
Perjalanan
dimulai pada hari jum’at malam. Dalam perjalanan menuju puncak gunung Sumbing,
banyak sekali rintangan yang saya dan rombongan saya rasakan , dari mulai
hawa-hawa mistis yang saya dan rombongan rasakan, hujan ditengah hutan, kabut
tebal yang menemani setiap perjalanan kami, hawa dingin yang menyerang badan
sampai ketulang-tulang, dan masih banyak lagi. Namun itu semua akan terobati
saat kita sampai dipuncak. Sebelumnya saat kita melakukan perjalanan, sempat
sifat egois saya muncul karena keinginan yang besar untuk cepat-cepat sampai
kepuncak tanpa memperdulikan rombongan saya, namun saya berpikir kembali untuk
apa saya mengikuti sifat egois ini kalau akan menghancurkan kebersamaan bersama
rombongan, sehingga sifat egois tersebut perlahan mulai saya buang.
Perjalanan
untuk mencapai puncak gunung Sumbing kami lewati selama 1 ½ hari dan pada saat
akan mencapai puncak sumbing sekitar pukul 12.30 wib, ternyata saya dan
rombongan salah jalur, kami semua bingung dan akhirnya kami berteriak-teriak
untuk mendapatkan pertolongan dari rombongan lain, dan alhamdulillah akhirnya
ada respond dari rombongan lain sehingga kami dibantu untuk ke puncak gunung
Sumbing yang sesungguhnya.
Pada
saat mencapai puncak Sumbing, masya Allah saya benar-benar terpesona dengan
keindahan alam yang diciptakan ALLAH, sungguh luar biasa indah sekali. Ingin rasanya
meneteskan air mata, ternyata saya dan rombongan bisa sampai dipuncak gunung
tertinggi ke-2 di Jawa Tengah. Saya benar-benar menikmati keidahan alam
tersebut dan mengabadikannya dalam bentuk foto.
Sudah
cukup lama saya menikmati keindahan alam yang sesungguhnya di atas puncak
gunung sumbing, dan tiba waktunya untuk kembali ke tempat asal yaitu ke
Semarang. Sebenarnya masih ingin menikmati keindahan alam, namun harus tetap
kembali bersama rombongan supaya tidak kesasar lagi.
Sekitar
pukul 14.00 wib dalam perjalanan pulang atau meninggalkan puncak sumbing, ada
saja rintangan yang harus saya dan rombongan hadapi, mulai dari medan yang sangat
ekstrim dan menakutkan, hal-hal yang berbau mistis dan lain-lain.
Malam
telah tiba namun kami belum juga menemukan tanda-tanda adanya aktivitas manusia
dan sejenisnya. Rasa capek yang amat sangat begitu terasa dibadan, saya sempat
berkhayal andai saja ada helikopter yang mau menjemputku beserta rombongan
supaya cepat sampai ditujuan tanpa bertemu dengan medan yang menakutkan seperti
ini, namun saya tersadar kembali bahwa ini bukan didunia dongen yang penuh
dengan khayalan, namun ini dunia nyata yang harus kamu hadapi apabila kamu
ingin mencapai hal itu.
Ditengah-tengah
perjalanan ternyata ada kejadian yang mana ada beberapa orang yang pada saat
melewati tempat tertentu tiba-tiba kerasukan. Disitu saya mulai tidak fokus,
sempat saya merasa kosong dan sampai akhirnya saya di ingatkan oleh rombongan
untuk pikirannya tidak boleh kosong dan terus berdo’a. Setelah saya melewati
orang-orang yang kerasukan tersebut tak lama kemudian kaki saya tidak bisa
digerakkan, tidak bisa ditengkuk. Saat itu saya sangat takut sekali dan sampai
akhirnya saya digendong oleh mas-masnya yang juga rombongan saya untuk sampai
ke tempat yang mana sudah terdapat tanda-tanda adanya perkampungan. Dalam perjalanan
tersebut saya merasa kalau diri saya lemah dan hanya bisa menyusahkan orang
lain, apalagi disini saya dan ainun bisa dibilang tamu dari Unnes, malahan
menyusahkan para panitia atau rombongan.
Setelah
sampai ditempat tujuan saya merasa senang karena akhirnya saya bisa melalui
medan yang ekstrim tersebut walau tidak dengan usaha sendiri melainkan dengan
usaha digendong, tapi setidaknya banggalah bisa mendaki digunung tertinggi ke-2
di Jawa Tenagh. Sungguh pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar