Salam Konservasi

Salam Konservasi

Sabtu, 28 November 2015

Nature Taught Me to be Grateful for God's Creation



Pengalaman yang Paling Berharga
By : Sri Dewi Astutik
        Pendidikan Geografi UNNES 2014



Ini adalah salah satu pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya. Pengalaman ini mungkin saja tidak akan saya dapat ketika saya tidak kuliah. Melalui pengalaman ini, saya bisa lebih mensyukuri nikmat yang telah ALLAH ciptakan. Karya ALLAH yang begitu mempesona ini membuatku ingin terus berjelajah dari tempat yang satu ketempat yang lain.
Mungkin kalian akan bertanya-tanya, mengenai sebenarnya apa sih yang sedang saya bicarakan???
Oke, saya akan memulai mengenai pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya. Pengalaman ini bermula saat saya diajak teman saya. Dia tahu kalau saya sangat ingin melakukan hal itu, jadinya dia mengajak saya untuk mengikuti acara yang diadakan oleh anak-anak POLINES. Acara tersebut adalah sebuah acara yang benar-benar berhubungan dengan alam. Kira-kira apa ya??
Muncak adalah salah satu pengalaman yang paling berharga dalam hidup saya, dimana dengan kegiatan muncak ini, saya bisa lebih dekat dengan alam dan lebih bisa mensyukuri nikmat serta karunia yang telah ALLAH ciptakan untuk umat-Nya.
Pengalaman muncak ini adalah pengalaman yang pertama kali saya lakukan. Saya berterimakasih sekali kepada teman saya Ainun Hingis yang telah mengajak saya berpetualang melihat indahnya panorama alam yang benar-benar membuat saya sangat terpesona. Muncak di gunung Sumbing tepatnya, yang mana gunung tertinggi ke-2 di Jawa Tengah setelah gunung Slamet. Gunung ini memiliki ketinggian 3.371 mdpl atau 11.060 kaki. Gunung ini terletak diantara kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.
Saat pertama kali saya akan melakukan pendakian ini, saya merasa sangat senang, karena ini adalah pendakian pertama saya ke gunung tertinggi ke-2 di Jawa Tengah dan saya akan melihat keindahan alam yang sesungguhnya. Sebelumnya saya tidak tahu apa saja yang harus dipersiapkan saat melakukan pendakian, dan akhirnya saya tanya-tanya sama Ainun. Tiba saatnya pendakian ke gunung Sumbing. Saat saya melangkah pertama kali ke kawasan tersebut, saya terkejut oleh medan yang akan saya lalui, uhh medannya sangat sulit, tapi karena keinginan saya yang besar untuk melihat karya yang akan disuguhkan oleh ALLAH, jadinya saya semangat dalam melakukan pendakian ini.
Perjalanan ke gunung Sumbing telah dimulai, ini adalah langkah awal saya untuk menuju ke puncak Sumbing. Tepatnya pukul 00.30 wib, perjalanan menuju puncak dimulai. Dalam perjalanan menuju ke puncak, sering kali saya dengan rombongan saya break sejenak untuk melepas rasa capek terutama dibagian pundak karena terbebani oleh bekal-bekal yang saya bawa. Selanjutnya saya beserta rombogan melakukan perjalanan kembali untuk menuju puncak Sumbing. Setelah lama kita berjalan, akhirnya saya dan rombongan memutuskan untuk beristirahat (tidur) didalam hutan, dan setelah subuh kita melanjutkan perjalanan kembali.
Perjalanan dimulai pada hari jum’at malam. Dalam perjalanan menuju puncak gunung Sumbing, banyak sekali rintangan yang saya dan rombongan saya rasakan , dari mulai hawa-hawa mistis yang saya dan rombongan rasakan, hujan ditengah hutan, kabut tebal yang menemani setiap perjalanan kami, hawa dingin yang menyerang badan sampai ketulang-tulang, dan masih banyak lagi. Namun itu semua akan terobati saat kita sampai dipuncak. Sebelumnya saat kita melakukan perjalanan, sempat sifat egois saya muncul karena keinginan yang besar untuk cepat-cepat sampai kepuncak tanpa memperdulikan rombongan saya, namun saya berpikir kembali untuk apa saya mengikuti sifat egois ini kalau akan menghancurkan kebersamaan bersama rombongan, sehingga sifat egois tersebut perlahan mulai saya buang.
Perjalanan untuk mencapai puncak gunung Sumbing kami lewati selama 1 ½ hari dan pada saat akan mencapai puncak sumbing sekitar pukul 12.30 wib, ternyata saya dan rombongan salah jalur, kami semua bingung dan akhirnya kami berteriak-teriak untuk mendapatkan pertolongan dari rombongan lain, dan alhamdulillah akhirnya ada respond dari rombongan lain sehingga kami dibantu untuk ke puncak gunung Sumbing yang sesungguhnya.

Pada saat mencapai puncak Sumbing, masya Allah saya benar-benar terpesona dengan keindahan alam yang diciptakan ALLAH, sungguh luar biasa indah sekali. Ingin rasanya meneteskan air mata, ternyata saya dan rombongan bisa sampai dipuncak gunung tertinggi ke-2 di Jawa Tengah. Saya benar-benar menikmati keidahan alam tersebut dan mengabadikannya dalam bentuk foto.



Sudah cukup lama saya menikmati keindahan alam yang sesungguhnya di atas puncak gunung sumbing, dan tiba waktunya untuk kembali ke tempat asal yaitu ke Semarang. Sebenarnya masih ingin menikmati keindahan alam, namun harus tetap kembali bersama rombongan supaya tidak kesasar lagi.
Sekitar pukul 14.00 wib dalam perjalanan pulang atau meninggalkan puncak sumbing, ada saja rintangan yang harus saya dan rombongan hadapi, mulai dari medan yang sangat ekstrim dan menakutkan, hal-hal yang berbau mistis dan lain-lain.
Malam telah tiba namun kami belum juga menemukan tanda-tanda adanya aktivitas manusia dan sejenisnya. Rasa capek yang amat sangat begitu terasa dibadan, saya sempat berkhayal andai saja ada helikopter yang mau menjemputku beserta rombongan supaya cepat sampai ditujuan tanpa bertemu dengan medan yang menakutkan seperti ini, namun saya tersadar kembali bahwa ini bukan didunia dongen yang penuh dengan khayalan, namun ini dunia nyata yang harus kamu hadapi apabila kamu ingin mencapai hal itu.
Ditengah-tengah perjalanan ternyata ada kejadian yang mana ada beberapa orang yang pada saat melewati tempat tertentu tiba-tiba kerasukan. Disitu saya mulai tidak fokus, sempat saya merasa kosong dan sampai akhirnya saya di ingatkan oleh rombongan untuk pikirannya tidak boleh kosong dan terus berdo’a. Setelah saya melewati orang-orang yang kerasukan tersebut tak lama kemudian kaki saya tidak bisa digerakkan, tidak bisa ditengkuk. Saat itu saya sangat takut sekali dan sampai akhirnya saya digendong oleh mas-masnya yang juga rombongan saya untuk sampai ke tempat yang mana sudah terdapat tanda-tanda adanya perkampungan. Dalam perjalanan tersebut saya merasa kalau diri saya lemah dan hanya bisa menyusahkan orang lain, apalagi disini saya dan ainun bisa dibilang tamu dari Unnes, malahan menyusahkan para panitia atau rombongan.
Setelah sampai ditempat tujuan saya merasa senang karena akhirnya saya bisa melalui medan yang ekstrim tersebut walau tidak dengan usaha sendiri melainkan dengan usaha digendong, tapi setidaknya banggalah bisa mendaki digunung tertinggi ke-2 di Jawa Tenagh. Sungguh pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar